Mohon tunggu...
Resti Seli
Resti Seli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi

suka menulis apa saja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lelaki Tua yang Sia-sia

20 Juli 2021   11:34 Diperbarui: 21 Juli 2021   19:52 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Apa yang berarti dari hidupku? Hanya mengikuti arus layaknya orang biasa." Sambungku.

"Apa kau menyesal menikah dan punya anak? Sehingga hidupmu menjadi tidak berarti?" tanya Sujoni payah

"Bukan Sujoni, bukan begitu!" balas ku sambil mengibas-ngibaskan tangan dan menggelengkan kepala. "Maksudku, aku hanya menjalani semua yang layaknya manusia lakukan. Seolah-olah semua sudah ditakdirkan begini. Contohnya kau, kau menikah dan punya anak kan? Bukankah itu yang dilakukan setiap orang?" ucapku sambil menaruh cerutu ku.

Sujoni terpaku menimbang-nimbang perkataanku

"Kalau semua manusia kecil, lalu tumbuh kemudian berkeluarga, dan mati. Kalau begitu, semua arti hidup manusia sama saja. Tak ada yang berbeda, toh kita semua melakukan 'rutinitas' yang sama."

Sujoni tetap diam terpaku

"Sudahlah, tak ingin kubahas apa arti hidupku. Biar dikubur dalam-dalam."

Sujoni yang diam, memilih bersuara. "Gus, tidakkah kau sadar, arti hidup itu didepan matamu. Kita memang menjalani 'rutinitas' yang sama, tetapi bagaimana kau melihat cara kerja 'rutinitas' itu yang membuatnya berbeda. Bahagiakah, senangkah, cintakah, uangkah, deritakah, atau apa saja."

Kali ini aku yang diam

Sujoni melanjutkan ceramahnya "Pikirkan dari sudut mana kau melihatnya Gus! Renungkan baik-baik dan temukan artinya. Karena hidup itu pasti berarti." Kata Sujoni menepuk-nepuk pundakku lalu pamit pergi, dipanggil anaknya entah untuk apa.

Kembali ku seruput kopi, hingga tersisa ampasnya. Kopiku habis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun