Mohon tunggu...
RESTI RAHMAWATI
RESTI RAHMAWATI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran

Hallo!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Starling? Apa Kabar?

30 Desember 2021   14:29 Diperbarui: 30 Desember 2021   14:35 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama 11 tahun berjualan, tentu Pak Kumis tahu bagaimana cara menyajikan kopi yang baik dan benar. Menurutnya, kopi hitam itu tidak akan matang jika airnya tidak mendidih, sedangkan termos yang digunakan berjualan berkualitas standar jadi airnya hanya mendidih selama 4 jam. Lebih dari itu sebenarnya air tersebut tidak bisa dipakai untuk kopi hitam, maka dari itu Pak Kumis selalu membawa kompor portable untuk memasak air. Pak Kumis menjadi satu -- satunya starling di HI yang mempunyai kompor portable.

Menjadi starling ini hanya mempunyai 1 tantangan, yakni satpol PP. Karena ya memang starling ini melanggar aturan, starling dianggap mengganggu pengguna jalan troroar. Ketika ada razia oleh Satpol PP maka para starling hanya bisa lari pontang -- panting menghindari kejaran, bahkan tak jarang dagangan mereka berjatuhan karena mereka lari dengan sangat tergesa-gesa.

Banyak perubahan yang terjadi di HI yang menyebabkan omset para starling turun, mereka harus mengumpulkan sedikit demi sedikit uang untuk dikirimkan kepada keluarga. Mereka dituntut memenuhi kebutuhan hidup keluarganya di kampung halaman, dan menjadi starling ini merupakan jalan yang mereka pilih. Bahkan, Pak Kumis berprinsip selama dia masih diberi keselamatan dia akan terus menjadi starling. Keputusan tersebut di ambil sebagai hasil dari renungannya di setiap malam. Pak Kumis percaya bahwa rezeki itu pasti ada dan mana saja.

"Rejeki itu kadang -- kadang nggak bisa ....Ah nanti aku jam 7 pasti rame. Nggak bisa. Aneh, kadang -- kadang. Aneh. Mustahil. Aneh. Rejeki itu datangnya mustahil, tapi kalau kita percaya sama Allah, itu nggak aneh," ucap Pak Kumis.

emoga para starling di seluruh Indonesia tetap bertahan sebagai sebuah kearifan lokal dan terus hidup sebagai sebuah mata pencaharian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun