Mohon tunggu...
Octorina Respatiningdyah
Octorina Respatiningdyah Mohon Tunggu... Swasta -

Pelancong jalanan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jelajah Chiang Rai

17 April 2017   09:02 Diperbarui: 17 April 2017   18:00 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pukul 4 sore saya menuju pangkalan minivan. Takut tertinggal –karena itu jadwal terakhir minivan kembali ke Chiang Rai- saya sudah menunggu sejak pukul 15.30. Beberapa bis rombongan turis masih berdatangan. Memasuki kota Chian Saen ada pemeriksaan oleh tentara Thailand. Para penumpang menyiapkan ID card . Saya ditanya dengan bahasa Thai yang tidak saya mengerti tapi langsung saya tunjukkan paspor. Ini adalah pemeriksaan rutin untuk mencegah para penumpang gelap terutama dari Burma. Jika tidak bisa menunjukkan ID card maka bersiaplah untuk digelandang dan diinterview di pos penjagaan.

Sopir bertanya kemana tujuan saya dan saya jawab old bus station. Rupanya minivan sudah memasuki terminal bis 1. Saya sedikit ragu tapi sopir meyakinkan bahwa itu old bus station. Baru setelah melihat bedeng renovasi saya yakin dan langsung turun. Saya lupa bahwa setiap malam terminal 1 akan berubah menjadi night bazaar. Tidak ada lagi kendaraan mangkal. Disetiap tepi jalan para pedangang membuka lapak. Dari kerajinan tangan, tenun tradisional, fashion hingga makanan. Saya mencoba coconut ice cream yang memakai wadah dari tempurung kelapa kopyor, harganya B10. Rasanya memang enak gurih. Bagaimana dengan stand makanan? Terus terang saya ingin mencoba karena tertarik dengan penampilan yang menggoda selera. Tapi niat itu saya urungkan karena-sekali lagi- saya tidak yakin akan kehalalannya. Lagi lagi saya memutuskan makanan yang aman yaitu roti dan buah.

Malam sudah semakin larut ketika saya kembali ke hostel. Jalanan cukup sepi tapi aman meski berjalan sendirian. Pukul 9 malam saya disambut Ana pemilik hostel dengan senyuman dan menanyakan apakah kegiatan saya hari ini cukup menyenangkan. Memang sangat menyenangkan meski letih. Bertemu penduduk lokal, ngobrol dengan turis dari negara lain, mempelajari budaya baru membuat saya lebih memahami arti kehidupan. Saatnya memejamkan mata mengumpulkan energy untuk perjalanan selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun