Mohon tunggu...
Resla Aknaita Chak
Resla Aknaita Chak Mohon Tunggu... -

Perempuan peramu aksara.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Televisi

9 Juni 2016   14:56 Diperbarui: 9 Juni 2016   15:02 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

            Ibu membuka pintu, “Lho, sudah sampai. Sini-sini, Nduk, Ibu sudah masak makanan kesukaanmu.”

            “Iya, Bu. Ndak macet, jadi bisa cepat-cepat ketemu Ibu,” ucapku setelah mencium tangan Ibu, “Sudah ndak sabar pengen makan masakan Ibu yang ngangenin,” aku menyempurnakan.

            Seperti biasa, kami makan berdua. Suara gesekan piring dan sendok mengiringi acara makan kami, ditambah suara televisi yang memang dibiarkan menyala.

            “Itu lho, Nduk. Kasihan. Dia itu tinggal di rumah mertuanya. Mertuanya jahat sekali, ndak ada yang sayang sama dia di rumah itu…”

            Tolong, aku benar-benar kesepian.

Kuwasen Rejo, 6 Mei 2016

Jumat pagi, Jumat legi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun