Mohon tunggu...
Re Pu San
Re Pu San Mohon Tunggu... Relawan - Motivator

Sangat Menikmati Tempat Wisata Anugerah Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keluarga Kain

10 Juni 2022   19:18 Diperbarui: 10 Juni 2022   19:24 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setelah itu Kain mulai mengelak atau menyembunyikan perkara yang sebenarnya. TUHAN bertanya kepadanya: "dimana adikmu itu" tetapi dia menjawan: "Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku? Pdt. Suwardi menyampaikan dalam khotbahnya demikian: "untuk menutup sumur dibutuhkan penutup yang lebih basar/luas, untuk menutupi kejahatan maka dibutuhkan kejahatan yang lain".    

Tidak ada kata-kata penyesalan, pengakuan justru melarikan diri dari masalah dan menutupi masalah.

Allah malakukan coaching pertama kepada Adam dan Hawa dengan bertanya adam dimanakah engkau?, kedua kepada Kain juga dengan pertanyaan "dimanakah adikmu"  Allah mendidik dengan cara yang lembut, agar manusia itu mengakui dengan sendirinya.

E. HUKUMAN YANG DITERIMA

Kej 4:11-16 maka sekarang terkutuk engaku, terbuang jauh dari tanah yang mengngangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu. Apabila engkau mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu; engkau menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi." Kata Kain kepada TUHAN: "Hukumanku itu lebih besar dari pada yang dapat kutanggung.  Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi dari hadapan-Mu, seorang pelarian dan pengembara di bumi; maka barangsiapa yang akan bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku." Firman TUHAN kepadanya: "Sekali-kali tidak! Barangsiapa yang membunuh Kain akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat." Kemudian TUHAN menaruh tanda pada Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh barangsiapapun yang bertemu dengan dia.  Lalu Kain pergi dari hadapan TUHAN dan ia menetap di tanah Nod, di sebelah timur Eden.

Setiap tindakan perbuatan tidak terlepas dari pandangan dan pengawasan TUHAN, sehingga tidak ada yang tersembunyi bahkan yang tersimpan di dalam hati sekalipun.  Hukuman yang diterima:

  • Ia terkutuk
  • Ia sebagai petani, tanah yang dikelola secara maksimal, tetapi hasilnya tidak maksimal.
  • Menjadi seorang pelarian dan pengembara di muka bumi
  • Ia merasa hukumannya terlalu berat untuk ditanggung
  • Ia dihalau dari hadapan TUHAN dan  akan tersembunyi dari hadapan Tuhan
  • Ketakutan akan kematian
  • Ia pergi dari hadapan Tuhan;

Pada zaman sekarang jika melakukan pembunuhan berancana maka mendapat hukuman pidana. Menurut Siagian Benedikt Adven pada halaman kompasiana.com pada 3 September 2016:  Pasal 340 KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) berbunyi "Barangsiapa dengan sengaja dan dengan direncanakan lebih dahulu menghilangkan nyawa orang lain, dihukum karena pembunuhan direncanakan (moord), dengan hukuman mati atau penjara seumur hidup atau penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun."

Pangamatan dari tokoh-tokoh Alkitab tentang manusia yang ditulis dari beberapa generasi: Raja Daud terhadap mansusia:  "TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah. Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. (Mazmur 14:2-3). Perkataan Yesus terhadap ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi: ... "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." ...: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Yohanes 8:7, 10, 11a).

Paulus menulis: "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" Roma 3:23).

Refleksi: semua manusia telah berdosa

F. KELUARGA KAIN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun