Gelas berisi jahe hangat untuk sang putra terjatuh dan pecah berkeping. Â Mana mungkin....Anaknya kan tuna netra, sejak lahir Kosim tidak bisa melihat warna dunia, bagaimana mungkin ia mampu melihatnya?
Bergegas Ia keluar menuju kursi usang Kosim. Â Tubuh wanita itu kaku mengejang, salju dari mount everest turun deras dihatinya, dingin menusuk ke seluruh tulang -- tulangnya, Â sama seperti 8 tahun yang lalu ketika wanita itu memeluk jenazah suaminya yang terbujur kaku....Mata Bunda nanar memandang anaknya yang tergeletak besimbah darah, benar dan ia yakin, kini Kosim tersenyum bahagia, ia benar -- benar bahagia setelah bertemu Bulan, tapi apakah suami dan anaknya tidak pernah memikirkan kebahagiaanya? Â Bunda masuk dengan langkah kaku menuju rumah dengan memanggul tubuh Kosim yang dingin dengan sebuah janji bahwa ia pun akan menunggu Bulan....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H