Pada tanggal 4 Februari 2022 diperingati sebagai hari Kanker se-Dunia. World Cancer Day alias Hari Kanker sedunia memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran manusia terhadap kanker.Â
Peringatan Hari kanker se-Dunia juga memiliki peran penting dalam mendorong segala upaya pencegahan, deteksi, dan pengobatan terhadap kanker.Â
Mengutip artikel yang ditulis dalam tirto.id pada Tahun 2016 peringatan hari kanker se-Dunia memicu kemunculan sebuah gerakan yang disebut dengan "No hair Selfie".Â
Gerakan tersebut cukup ekstrim dengan melakukan pencukuran rambut para partisipan hingga benar-benar 'plontos' kemudian berselfie ria. Gerakan ini bertujuan positif untuk memberi dukungan kepada pasien kanker yang sedang dalam proses pengobatan agar berani melawan penyakitnya.
Cerita lain...
Mengutip Berita Resmi Statistik 2 Februari 2022, pada Januari 2022 terjadi inflasi sebesar 0.56 persen. Menurut sumber yang sama, 85 kota dari 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami Inflasi, dan 5 kota mengalami deflasi.Â
Sekefo, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknnya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,17 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0.43 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0.51 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0.79 persen; kelompok kesehatan sebesar 0.24 persen, kelompok transportasi sebesar 0.02 persen; kelompok rekreasi, olah raga, dan budaya sebesar 0.41 persen; kelompok pendidikan sebesar 0.08 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman restoran sebesar 0.36 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0.62 persen.Â
Kelompok yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0.13 persen.
Menilik kepada data statistik yang disampaikan oleh Badan Pusat Statistik, cukup beralasan kenapa sekarang kalau bawa duit 50 ribu rupiah buat belanja ke pasar, pulangnya ga bawa barang belanjaan sebanyak dulu lagi.Â
Wong BRS saja sudah mengakui kalau ada kenaikan harga yang dipicu oleh naiknya sebagian besar indek kelompok pengeluaran, di mana paling besar menyumbang kenaikan adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Jadi, ya ga usah menyalahkan diri sendiri teledor ngatur duit belanja.Â
Berpikir sudah bener ngatur budget sebulan buat pengeluaran, tapi kok yang dibeli untuk kebutuhan hari-hari ga sebanyak yang diharapkan. Apalagi kalau sampe terbersit pikiran nyalahin Tuyul, karena belum lagi habis bulan, eh... uang penghasilan sebulan ga ada sisanya. Kalau mau nyalahin "si pencuri", ya, itu tadi...inflasi yang jadi "biang keroknya".Â
Inflasi "mencuri" nilai tukar uang kita. Dulu dengan uang 50 ribu bisa membawa pulang 10 items bahan makanan, tapi sekarang mungkin cuma bisa bawa 6 sampai tujuh items saja. Barang yang dibeli ya sama-sama aja, buat ganjel perut seminggu atau satu sampai dua hari, terus distok di kulkas.Â
Bawang seperempat kilo mungkin, daging ayam ras, dan ikan sekilo, beras, telur, tomat, minyak goreng, dan mungkin buat para "ahli hisap" bahan pokok yang "wajib" dibeli adalah rokok. Entah itu rokok kretek atau rokok putih yang penting ngebul.
Kondisi di mana pendapatan tidak bertambah, trus nilai rupiah kemudian 'tergerus', menjadi PR lain dalam pengelolaan keuangan pribadi yang mengharuskan kita untuk lebih mengernyitkan dahi "melototin" pos-pos anggaran sambil merunut daftar apa saja yang sudah kita keluarkan.Â
Salah-salah pengelolaan, kepala juga bisa 'plontos' tanpa dicukur. Tidak seperti para relawan World Cancer Day yang mau plontos dengan sukacita karena tujuan selfie di tanggal 4 Februari.Â
Plontos gegara stres memikirkan detail pos mana lagi yang harus dipotong dan direalokasi untuk pemenuhan kebutuhan dasar menyangkut perut, ga bakalan asyik untuk diajak selfie di tanggal berapapun di bulan Februari.Â
Teknik "Pijat Keuangan Pribadi" sebagaimana yang ditulis sebelumnya, benar-benar harus rutin diterapkan. Tujuannya, agar "peredaran darah" jadi "lancar", rambut ga rontok, dan kepala ga pusing lagi jor-joran mencari penghasilan tambahan kalau hanya untuk mengisi perut yang tiap hari "teriak" minta diisi.
Hal lain yang kemudian bisa 'dilirik' untuk dilakukan adalah Optimalisasi aset pribadi. Nah, lo menarik kan untuk dibahas.Â
Optimalisasi aset pribadi dapat menjadi "obat" alami untuk mengatasi "kanker" alias kantong kering. Istilah keren dari ga ada duit padahal kebutuhan untuk bertahan hidup masih harus dipenuhi. Kebutuhan dasar alias kebutuhan fisiologis terkait makanan dan minuman, merupakan kebutuhan penting manusia yang wajib dipenuhi, bagaimanapun caranya.Â
Hierarki kebutuhan Maslow juga menggambarkan begitu pentingnya kebutuhan itu, makanya posisinya ditaruh di bagian paling bawah piramida dengan warna merah...yang artinya wajib alias kudu menjadi prioritas utama dalam pemenuhan.
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk optimalisasi aset pribadi yang dimiliki untuk pemenuhan kebutuhan dasar, antara lain:
1. Identifikasi Aset yang Bisa Dioptimalkan
Langkah awal ini perlu dilakukan. Sebelum melangkah lebih jauh, kita harus melakukan identifikasi aset-aset pribadi apa saja yang bisa kita optimalkan. Misal: rumah tinggal kita sekarang memiliki lahan kosong sepetak atau dua petak kecil di halaman depan atau belakang. Lahan kosong tersebut bisa dimasukkan menjadi list aset yang dapat dioptimalkan. Lainnya, misal kita memiliki kulkas.Â
Kulkas yang kita miliki dapat masuk kedalam list menjadi aset lain yang bisa kita optimalkan. Sepeda motor yang jarang kita gunakan selama masa work from home, televisi, jaringan wifi, bahkan colokan listrik yang kita punya di rumah pun bisa kita identifikasi sebagai aset sesuai potensi optimalisasi berdasarkan kondisi yang kita miliki.
2. Susun Strategi Melakukan Optimalisasi Aset Personal
Langkah berikutnya adalah menyusun strategi. Penyusunan strategi diperlukan dalam upaya melakukan optimalisasi terhadap aset yang telah diidentifikasi.Â
Penyusunan strategi bisa dilakukan dengan ide kecil yang sederhana. Misal: potensi lahan kosong yang ada di halaman rumah dapat dioptimalisasi untuk strategi kebun di pekarangan dengan menanam cabe, terung, bayam, kangkung, tomat, dan sayuran lain yang ingin kita hasilkan.Â
Atau apabila strategi pertama dianggap masih kurang optimal, mungkin juga bisa disusun strategi berikutnya dengan fokus pada budidaya ikan di pekarangan. Misal: membuat kolam ikan untuk memelihara ikan yang bisa dikonsumsi sehari-hari, atau juga pengembangan strategi peternakan di pekarangan dengan membuat kandang ayam pedaging/petelur yang bisa menambah nutrisi keluarga.Â
Bahkan, mungkin juga muncul opsi strategi lain yang disusun untuk mengembangkan lahan kosong tersebut. Misal strategi perdagangan kecil dengan membangun warung sembako sebagai tempat untuk menjual makanan dan minuman bagi tetangga sekitar.
Tips dalam penyusunan strategi, pertimbangkan yang paling mungkin dilakukan dengan melihat pada prioritas yang kita miliki. Apakah minimalisasi pengeluaran, minimalisasi waktu, minimalisasi pengorbanan tenaga.Â
Pertimbangan pertama berupa minimalisasi pengeluaran merupakan pertimbangan umum yang dilakukan oleh banyak orang, mensiasati besarnya pengeluaran akan tetapi tidak ada penambahan penghasilan.
3. Buat Perencanaan Sederhana untuk Mengelola Aset yang Ada
Apabila strategi sudah disusun, langkah berikutnya adalah membuat perencanaan sederhana. Jika kita memilih lahan kosong yang kita miliki dimanfaatkan untuk menanam sayur-sayuran dan buah-buahan untuk konsumsi harian keluarga, maka kita harus membuat rencana untuk merealisasikannya.Â
Rencana yang harus kita buat adalah membuat perencanaan tanaman apa saja yang akan kita tanam.Â
Kalau perlu sampai kepada itemnya berapa jenis tanaman, akan ditanam dengan cara seperti apa (apa menggunakan media tanah, sekam, atau hydroponik), bagaimana mendapakan bibitnya, berapa jumlah bibit yang dibutuhkan untuk ditanam di halaman kita, kebutuhan pupuk, bahkan sampai biaya (apabila ada) untuk merealisasikan rencana kita.Â
Perencanaan itu penting. Merencanakan terlebih dahulu pekerjaan yang kita lakukan, membuat kegiatan yang kita lakukan menjadi lebih terarah dan terorganisir.Â
Langkah-langkah dalam melaksanakan pekerjaan menjadi lebih efisien, dan juga efektif mewujudkan keinginan kita yang sebelumnya masih berupa gambaran didalam "angan-angan".
4. Disiplin Mengerjakan Sesuai Rencana
Hal yang dilakukan berikutnya adalah mengerjakan apa yang sudah direncanakan. Apabila rencana yang dibuat untuk menanam sayur-sayuran di pekarangan sudah ada, ya tinggal beli bibitnya sesuai budget yang dianggarakan (jika pertimbangannya harus beli).Â
Jika dalam rencana bibit sayuran hanya minta kepada keluarga, teman, atau kenalan realisasikan dengan menghubungi orang-orang yang dimaksud untuk mendapatkan bibit yang diinginkan.Â
Jika pilihan yang dipilih adalah menyemai sendiri bibit dimaksud, lakukan segera penyemaian bibit agar bisa segera ditanam. Pada tahapan ini, intinya adalah mengerjakan dengan disiplin apa yang sudah kita rencanakan.Â
Komitmen menjadi kunci untuk menjaga apa yang kita rencanakan menghasilkan apa yang kita kehendaki. Mendapatkan sayur-sayuran dan buah-buahan dari pekarangan untuk kebutuhan sehari-hari dengan biaya seminim mungkin.
5. Pantau dan AwasiÂ
Tidak ada hasil optimal yang bisa didapat apabila tanpa pemantauan dan pengawasan. Tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan yang kita tanam di pekarangan tidak akan menghasilkan tanpa kita pantau perkembangannya.Â
Mengawasi pupuk, kebutuhan air, dan sinar matahari untuk pertumbuhannya setiap hari. Kegiatan memantau dan mengawasi ini cukup penting dilakukan. Hal ini untuk menjaga apa yang kita lakukan dapat memperoleh hasil yang optimal dan tidak berakhir dengan sia-sia.
6. Lakukan Evaluasi
Hal terakhir yang dilakukan adalah melakukan evaluasi. Yap, tahapan evaluasi penting sebagai masukan bagi kita untuk bisa menghasilkan yang lebih baik lagi kedepan.Â
Evaluasi juga berperan penting untuk melihat apakah yang kita lakukan sudah efektif sesuai yang kita harapkan. Apakah yang kita lakukan juga sudah efisien membandingkan apa yang kita dapatkan dan apa yang sudah kita korbankan (biaya, waktu dan tenaga).Â
Atau pertimbangan lain yang mungkin hanya diri kita sendiri yang tau. Apabila semua pertimbangan itu sudah dilakukan dan hasil kesimpulannya ternyata sudah efisien dan efektif, ya silahkan dilanjutkan.Â
Tapi, apabila hasil dari evaluasi....ternyata aset personal kita bisa lebih optimal dimanfaatkan dengan menggunakan strategi lain, silahkan kembali ke tahapan sebelumnya. Tahapan "menyusun strategi optimalisasi aset personal".
Demikian langkah-langkah optimalisasi aset pribadi yang bisa disarankan untuk "mengobati" penyakit "kanker" alias kantong kering yang sering menjadi muncul menggerogoti kita. Semoga tulisan ini bisa menjadi manfaat. Salam (RE).
Referensi:
tirto.id, "Sejarah & Tema Hari Kanker se-Dunia 2022 diperingati 4 Februari 2022". Akses: tanggal 5 Februari 2022 pukul 4.15 AM.
Badan Pusat Statistik, "Perkembangan Indeks Harga Konsumen Januari 2022", Nomor: 09/02Th.XXV, 2 Februari 2022, Penerbit: Badan Pusat Statistik.
Wikipeidia.org, "Hirearki kebutuhan Maslow", Akses: tanggal 5 Februari 2021 pukul 06.05 AM.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI