Akan tetapi, tidak dapat diabaikan jika sekitar 24,62% PNS di Indonesia hanya lulusan SMA/Sederajat. 17,81% PNS dengan tingkat pendidikan Diploma (1&3); dan sisanya sekitar 2,69% berpendidikan SD/SMP/Sederajat. Data ini dapat menjadi salah satu gambaran jawaban bagi pertanyaan "Apakah rasio 1-2 orang PNS akan mampu menjalankan tanggung jawab untuk melayani 100 orang masyarakat di Indonesia?".
Hasil penelitian Juliana, dkk (2015) yang dipublikasikan dalam Jurnal Administrasi Publik mengungkap, jika ada pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan terhadap kinerja pegawai Bappeda Kab. Enrekang. Tingkat pendidikan mempengaruhi fokus pegawai dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai seorang pelayan publik.Â
Selain itu, Tri Nuruni (2014) dalam Penelitian Tesisnya menemukan hal yang sejalan dengan Juliana, dkk. Ia meneliti obyek PNS yang berbeda, Guru!. Tri menyimpulkan terdapat pengaruh tingkat pendidikan terhadap kinerja Guru PAI SD Negeri.Â
Tidak hanya itu, penelitian lainnya, Pakpahan, dkk (2016) dalam risetnya menemukan, pendidikan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Badan Kepegawaian Kota Malang. Penelitian Juliana, Tri, dan Pakpahan membuka mata kita, jika tingkat pendidikan memiliki pengaruh yang kuat terhadap kinerja seorang PNS.Â
Jika melihat kepada data dan hasil penelitian para peneliti terkait dengan hal tersebut, mungkin tergurat sedikit rasa sedih (bukan karena efek samping obat flu atau kelilipan) melihat 'realita' potensi PNS bangsa kita.
Jika kembali berfikir besarnya biaya yang dikeluarkan (Belanja Pegawai: 1.392.442 Milyar Rupiah; Belanja Barang: 647.310 Milyar Rupiah; dan Belanja Modal: 745.132 Milyar Rupiah---BPS, 2015) maka 'greget' rasanya jika hanya 'diam dan pasrah' terhadap kondisi yang ada, namun tidak gigih untuk 'effort' yang lebih baik lagi.
Otak Random...
"Perbedaan antara hambatan dan kesempatan adalah sikap kita memandangnya. Selalu ada kesulitan dalam setiap kesempatan, dan selalu ada kesempatan dalam setiap kesulitan" (J.Sidlow Baxter). Kata-kata Pak Baxter sebelumnya, mengingatkan saya tentang filosofi sebuah gelas.Â
Saya memilih untuk berfikir jika gelas yang hanya terisi setengahnya itu, merupakan gelas yang tadinya penuh dan berusaha untuk kembali saya penuhkan secara positif, bukan untuk kondisi sebaliknya.Â
Pola fikir dan sudut pandang yang sama, saya gunakan untuk melihat permasalahan PNS Indonesia dalam versi 'otak random' untuk menjawab pertanyaan 'random' saya, yang juga saya ajukan sebelumnya (efek flu menyerang logika, hehe).Â
Tidak ada konklusi pasti, apa nantinya pelayanan pemerintahan di Indonesia akan lebih buruk, baik, atau flat dengan penambahan sebanyak 238.015 orang CPNS tahun 2018 ini.Â