Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Melirik Kembali Komoditas Salak Manonjaya untuk Ketahanan Iklim, Bukan Sekadar Komoditas Pangan Biasa

2 Juli 2024   10:31 Diperbarui: 2 Juli 2024   14:57 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salak potensial untuk dijual dan dibudidayakan di sana artinya sudah harus memikirkan potensi ekspor, hal ini juga didukung oleh teknologi pangan di Pakistan sudah melirik pangan fungsional (yang mendukung kesehatan) di mana Pakistan memperbaiki gizi bangsanya melalui keberagaman komoditas pangan yang dimilikinya termasuk komoditas impor yang memiliki nilai guna. 

Tanggapan ilmuwan Pakistan ketika melihat potensi komoditas Salak Manonjaya ini sangat terkesan dan unik melihat pohonnya bisa menjadikan perlindungan jika ada konflik antar suku, dan Pakistan tertarik dengan rasa yang ditawarkan oleh komoditas salak ini, di mana Pakistan memiliki olahan minuman buah mengandung vitamin C berasal dari mangga namanya "Aam Panna", walaupun minuman ini populer di India dan Pakistan juga namun hal ini adalah hal biasa dalam pengaruh akulturasi budaya dan rasa. 

Pandanglah Komoditas Salak Manonjaya ini sebagai Tanaman Ekologis

Bosan dengan sektor pangan yang mandeg, rupanya salak Manonjaya harus dikembalikan fungsinya, artikel sebelumya membahas Fungsi Ekologis Salak Manonjaya. 

Karena masalah lingkungan saat ini yang diakibatkan oleh krisis iklim yang mudah terasa adalah kualitas udara yang bermasalah, gelombang panas, dan cuaca tidak menentu,maka perlu pengendali dari komoditas yang bisa menampung masalah ini, melirik aksi-aksi lingkungan selalu menanam komoditas tanaman yang itu-itu saja seperti mangrove dan tanaman-tanaman dalam bentuk bibit yang diklaim tanaman langka namun tidak ada kelanjutannya seperti selebrasi satu hari saja. 

Komoditas Salak Manonjaya adalah komoditas endemik yang berkurang kuantitasnya akibat alih fungsi lahan dan daya jual menurun bahkan hancur, mengapa tidak menanam kembali Salak Manonjaya yang difungsikan untuk ketahanan iklim yang terkelola.

Ada banyak cara untuk menggandakan komoditas salak ini, karena keuntungan menanam salak, akan hadirnya biodiversitas liar lain yang saling menguntungkan serta membuat tanah semakin berkualitas karena pengaruh kelembaban yang diberikan dan hal ini cocok dengan kondisi tropis di Jawa Barat terlebih di Kabupaten Tasikmalaya dan sekitarnya sebelum lahan-lahan ini sudah berubah menjadi ruko, perumahan cicilan, dan supermarket serta pabrik-pabrik dari industri baru. 

Mengurusi komoditas salak untuk cocok tanam memang perlu keterampilan cara berkebunnya orang kampung karena ketika jumlahnya banyak perlu perawatan dengan sumber tenaga manusia untuk membersihkan daun-daun keringnya terlebih jika kemarau panjang, pengaruh regeneratif dari komoditas salak juga solutif bagi tanah yang menjaga kestabilan tanah karena akar salak berfungsi sebagai pengendali ekosistem tanah, maka dari itu ketika adanya erosi tanah (pengikisan tanah oleh air/angin).

Ini adalah kondisi kebun Salak Manonjaya, komoditas ini cocok untuk kondisi pertanian tropis dan inilah bentuk ketahanan iklim dari komoditas pangan yang tidak hanya menjadi fungsi pangan penambah nilai gizi yang bermanfaat. 

Sumber gambar: Dokumentasi pribadi
Sumber gambar: Dokumentasi pribadi

Melihat langsung kondisi perawatan kebun salak: 



HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun