Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Pohon Mahoni, Gastronomi dan Etnobotani yang Mulai Rentan Punah Dalam Waktu Dekat

1 Juli 2024   09:41 Diperbarui: 1 Juli 2024   11:56 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay.com (bunga dari pohon jeruk) 

Tentu saja hal ini dijawab oleh fenomena kulturis atau budaya di mana masyarakat sunda pun berkontribusi mengenalkan sebagai bahan obat dan taburan bumbu dari biji mahoninya, obat yang dikenal secara budaya dari biji mahoni adalah sebagai pengendali gula darah (sekarang populer untuk obat diabetes), secara tradisional hanya dikeringkan dan ditumbuk menjadi halus, sekarang sudah berbentuk kapsul dahulunya hanya dinikmati seperti serbuk seduhan saja seperti kopi. 

Lebih jauh dari bahasan gastronomi dan etnobotani, dikembangkan untuk kebutuhan farmakologi (Ilmu Obat) di mana biji mahoni berpotensi untuk antioksidan yang membantu mencegah penyakit kronis dan meningkatkan kesehatan seluler (artinya bisa menyembuhkan kerusakan sel dan sel beregenerasi secara normal dan inilah peningkatan harapan hidup yang berkualitas ketika usia manusia terus bertambah). 

Studi-studi ini dibahas singkat dan mudah dipahami dari buku Encyclopedia of Forest Sciences dan buku The Healing Power of Rainforest Herbs: A Guide to Understanding and Using Herbal Medicinals. 

Berminat berinvestasi dalam keseimbangan ekologi dari komoditas rentan menurut IUCN, Mahoni? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun