Jadi sudahkah dalam kondisi ini manusia modern saling berbagi kenikmatan cita rasa pada kelompok-kelompok yang sedang dalam keadaan sulit mendapatkan akses pangan ?
Bersatulah untuk keberlanjutan hidup yang rukun dari tenggang rasa yang terbentuk secara akumulatif.Â
Sumber video : Youtube Center for Study Indonesian Food AnthropologyÂ
Di negara maju pun kajian bioantropologi etnobotani pangan sudah banyak terdokumentasikan dan menjadi kajian menarik untuk keberlanjutan ekologi.Â
Nancy J . Turner, seorang etnobotanis dan antropolog dari Kanada menggambarkan lebih dari 100 tanaman tradisional yang dikonsumsi dari hasil panen yang ditanam oleh kelompok pribumi pesisir yang tinggal di pantai British Columbia, Alaska dan Washington. Nancy mendokumentasikan ini dalam bukunya yang berjudul Food Plants of Coastal First People.Â
Konvergensi Interdisipliner Gastronomi, Arah Baru Masa Depan Sosio Budaya PanganÂ
Menyelami bioantropologi dalam kajian antropologi pangan dan gastronomi adalah mengumpulkan jejak empiris historis dari kebiasaan manusia beradaptasi dan bertahan hidup dari sisi konsumsi dan bagaimana manusia terdahulu beresiliensi terhadap berbagai tantangan ekologis, sosiologis dan psikologis sehingga terbentuklah manusia-manusia yang memiliki mentalitas bertahan hidup dalam berbagai kondisi, salah satunya adalah menahan lapar dan menghilangkan rasa lapar, bahkan manusia tersebut keracunan dalam konsumsi komoditas pangan dan non-pangan sebelumnya (dimana hal ini merupakan uji coba manusia yang bisa diambil pelajarannya oleh manusia lain ketika menemukan jasadnya pada zaman dahulu), lebih jauhnya lagi hal ini dibahas dalam paleogastonomi, studi Repa Kustipia pada penelusuran jejak paleogastronomi pada Meganthropus Paleo Javanicus (Manusia purba tertua berbadan besar yang ditemukan di Sungai Bengawan Solo) dan kontribusinya pada keragaman komoditas pangan dan perkembangan pengolahan pangan dan obat tradisional.Â
Paleogastronomi sendiri merupakan studi pola makan manusia purba berdasarkan catatan dan bukti-bukti arkeologis tentang sumber komoditas pangan dan makanan masa lampau, dari penelitian paleogastronomi mengarahkan pada aspek : sisa-sisa makanan dari berbagai zaman (pra-sejarah hingga modern) serta hubungannya dari dampak ekologis yang dihadapi manusia purba pada evolusi diet dan evolusi cara makan terhadap kebudayaannya. Hal ini juga menginspirasi berbagai praktisi kesehatan untuk melacak diet paleo/paleo diet.Â
Sumber video : Youtube Repa KustipiaÂ
Konvergensi Interdisipliner Gastronomi mengajak manusia untuk bisa menerima bidang baru dan dikolaborasikan dengan bidang lama agar selalu inovatif dalam berbagai penyesuaian keseimbangan menghadapi zaman sekarang.Â
Konvergensi adalah penggabungan beberapa aspek, sedangkan interdisipliner merupakan penggabungan antar disiplin misalkan disiplin ilmu : antropologi biologi/bioantropologi, etnobotani, dan ilmu pangan menjadi : Bioantropologi Etnobotani Pangan. Hal ini harus disambut dengan baik karena tujuan dari setiap disiplin ilmunya menawarkan banyak hal-hal metodologis dari berbagai pemahaman yang komprehensif dari suatu fenomena yang terjadi serta terdokumentasi oleh para ilmuwan, sehingga manusia lebih siap mengimplementasikan sains eksakta dan sains sosial terhadap kehidupannya baik dalam keseharian, penemuan dan perkembangan pengetahuan dengan penelitian, atau mendebatkan hal-hal empiris untuk menemukan solusi terbaik dari berbagai problematik yang dihadapinya.Â