Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bioantropologi Etnobotani Pangan sebagai Konvergensi Interdisipliner Gastronomi

23 Maret 2024   16:06 Diperbarui: 24 Maret 2024   09:53 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

My Life with the Chimpanzees merupakan buku karyanya yang mengantarkan Jane Goodall sebagai wanita pertama yang mempelajari simpanse di alam liar, mencatat pencapaian sejarah dalam penelitian primata.

Kecintaannya pada hewan dari kecil terinspirasi dari mainan simpanse bernama Jubilee inilah yang menginspirasinya untuk meneliti hewan sepanjang hidupnya. Pada usianya yang ke-26 tahun Jane memulai ekspedisi ke hutan Afrika untuk mengamati simpanse di alam liar. 

Selama ekspedisinya, Jane mengalami banyak bahaya dan mengenal kelompok simpanse liar yang menakjubkan bahwa ternyata simpanse memiliki kehidupan yang cerdas dan kompleks dan mirip manusia dalam berbagai aspek. Kini Jane Goodall dikenal sebagai pembela hak-hak hewan. 

sumber gambar : goodreads 
sumber gambar : goodreads 

Bioantropologi akan berkorelasi dengan etnobotani pangan, Etnobotani pangan merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dan tumbuhan yang digunakan sebagai pangan dan sumber makanan dengan pendekatan pengetahuan tradisional masyarakat yang menemukan bagaimana tumbuhan pangan digunakan, dipelihara, dan bagaimana diolah untuk dikonsumsi secara terus-menerus dengan perkembangan pengolahannya baik dengan cara diawetkan, ditambahi bumbu dari komoditas lain yang bermanfaat bagi masyarakat serta memiliki fungsi ekologis dalam pelestariannya. 

Etnobotani pangan erat kaitannya dengan bioantropologi selain menghubungkan hal-hal biologis dari interaksi ekologinya yang sudah memiliki jejak evolusinya, aspek-aspek budaya, sosial, ekonomi dan ekologi pun menjadi bahasan yang ditemukan pada etnobotani pangan, hal ini bertujuan untuk mendukung keberlanjutan pangan dan memperkaya interaksi manusia, tanaman pangan, masyarakat tradisional, dan masa depan ekologi pangan. 

Sehingga jika hal ini terjaga, tidak terbayang betapa kayanya dan beragamnya komoditas pangan yang bisa dicicipi, karena tidak punah, hilang, bahkan menjadi langka, karena ada budidaya dan penjagaan alamiah dari masyarakat penikmatnya. 

Apakah hari ini sulit sekali mendapatkan akses pangan dari lokasi terdekat dan sekitarnya ? Inilah renungan bersama tentang bagaimana menentukan pola konsumsi umat manusia selanjutnya. 

Hal ini pun menjadi kajian tersendiri dalam gastronomi (Pangan dan Budaya) dimana relasi manusia dengan hewan sangat berhubungan dari zaman per zamannya, kajian bioantropologi lain pun menggambarkan bagaimana manusia mencontoh hewan dalam manajerial berburu makanan di hutan dan melihat kelompok primata menikmati komoditas pangan yang dikonsumsi dengan kelompoknya, inilah yang manusia lihat dan diadaptasikan pada kegiatan gotong royong, tidak heran bahwa kebiasaan berburu dan meramu pada zaman dahulu menjadi cara hidup dan bertahan dari manusia. 

Berikut bahasan bioantropologi pangan "Ketika Antropolog Evolusi Membahas : Wanita/Betina, Makanan, Keluarga dan Persahabatan sebagai deskripsi singkat bahwa primata memiliki sifat berkumpul dan sesekali individualis dalam hidupnya untuk suasana tertentu, sedangkan untuk berbagi makanan dan mendapatkannya, primata berbagi peran, peranan terbesar jika primata sudah memiliki anak maka pihak betinalah yang berkeliling, berburu bahkan meminta jatah pada kelompok primata wanita lainnya (hal ini memperlihatkan adanya sosialisasi, interaksi dan empati dari kelompok primata), serta pelajaran berharga dari sekelompok primata dalam berbagi makanan melanggengkan persahabatan pada kelompoknya. 

Mengapa manusia tidak bisa lebih melakukan hal-hal humanis dan empati ketika sumber pangan dibatasi dan aksesnya sulit ? Berbagi adalah sifat mulia manusia yang diolah dari matangnya berpikir untuk digerakkan melalui tindakan dan sikap melihat kekurangan kehidupan manusia lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun