Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Pesan Orang Desa untuk Orang Kota: Sempatkan Bertani!

6 Juli 2023   08:32 Diperbarui: 6 Juli 2023   10:16 1122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: dokumentasi pribadi 

Maka, dari itu keuangannya pun digunakan untuk biaya kendaraan dan bahan bakarnya, belum biaya kebutuhan lain. Jika salah satu kebutuhan dipangkas bahkan bisa tidak mengeluarkan biaya apapun karena ketersediaan pangan terpenuhi dari sekitarnya karena ada pemberdayaan perkebunan komplek dari petani komplek, maka kebutuhan konsumsi akan digunakan untuk keperluan kehidupan lainnya. 

Melansir dari data Badan Pusat Statistik tahun 2021, penduduk Indonesia menghabiskan Rp. 1.300.000 per bulan untuk konsumsi. 

Pesan Orang Desa untuk Orang Kota 

sumber gambar : dokumentasi pribadi
sumber gambar : dokumentasi pribadi

Bertanilah! Berkebunlah! Gotong Royonglah di bidang pangan untuk ketersediaan area sendiri! 

Hal ini harus dibiasakan dan diluangkan walau terbatas, ajaklah generasi muda dan anak-anak membiasakan diri untuk menyiapkan pangannya, makanannya, berdiskusilah tentang isi piring hari ini, hari esok dan masa depan. 

Karena pertumbuhan kehidupan begitu cepat, sedangkan para petani di pedesaan menua, anak-anak muda bekerja di ranah digital dan yang bertani masih kurang bahkan minim.

Gantilah definisi kesuksesan itu dengan citra bahwa yang mengolah tanahnya dan melestarikan sumber daya itulah orang sukses, karena betapa gemerlapnya godaan perkotaan yang memanjakan diri, hingga lupa untuk makan masih mengeluarkan biaya yang mahal. Padahal cita rasa bisa disiasati dari berlimpahnya pangan-pangan yang beragam dari apa yang ditanam. 

Jadi, sudah sebanyak apa ketersediaan pangan perkotaan hari ini? Sudahkah tidak bergantung pada pasokan pangan dari desa? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun