Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Keunikan Etnobotani dari Setiap Benua, dari Sumber Pangan hingga Pengobatan

23 Februari 2023   11:52 Diperbarui: 3 Maret 2023   04:21 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: University of Pennsylvania, University Archives Digital Image Collection/Wikipedia.org

Apa yang dimaksud dengan Etnobotani? 

Sepertinya kata ini tidak asing, namun tidak populer dan sulit diterjemahkan dan didefinisikan, kapan terakhir mendengar kata etnobotani? Kalau botani itu sering ya didengar atau ditemukan, bahkan jika berkunjung ke Kebun Raya manapun di Indonesia kata botani selalu terpampang pada berbagai tumbuhan. 

Memang arti kata dari botani adalah ilmu tumbuh-tumbuhan. Bagaimana dengan etnobotani? Apa yang dipelajari? Siapa yang melakukannya dan untuk apa? Itu adalah pertanyaan orang awam bahkan pertanyaan anak-anak jika menemukan kata etnobotani. 

Etnobotani merupakan keilmuan yang mempelajari hubungan antara manusia dan tumbuhan, di mana etno adalah masyarakat atau sekumpulan kelompok manusia dan botani adalah tumbuhan. 

Orang dengan keahlian ilmu etnobotani disebut dengan etnobotanist bahkan sarjana atau magister bahkan peneliti yang kesibukannya meneliti etnobotani disebut pakar etnobotani, bagaimana jika tidak memiliki gelar akademik namun menyukai dan mempraktikan etnobotani? 

Tentu saja, boleh disebut pecinta dan pegiat etnobotani dong. Disinilah letak keilmuan yang bisa menjadi setara, karena etnobotani sudah ada hampir 2,5 juta tahun yang lalu, sedangkan kata etnobotani pertama kali digunakan oleh seorang ahli botani bernama John W. Harshberger pada tahun 1895 ketika mengajar di Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat. 

Sumber gambar: University of Pennsylvania, University Archives Digital Image Collection/Wikipedia.org
Sumber gambar: University of Pennsylvania, University Archives Digital Image Collection/Wikipedia.org

Sekilas Bahasan Etnobotani 

Etnobotani dapat dibahas dari berbagai perspektif, namun yang menjadi perkembangan pengetahuan yang paling eksis adalah mendalami manfaat dari fitokimia atau fitonutriennya. 

Kebermanfaatan inilah yang bisa menjadikannya tidak hanya berguna untuk seseorang, sekelompok orang atau etnis, dan lingkungan, namun jika diatur secara bijak bisa menjadi sumber penghasilan dalam berbagai sektor ekonomi, kemudian adanya proses budidaya sehingga kualitasnya bisa terus dikembangkan dan jumlahnya menjadi lebih banyak bahkan jenisnya bisa menjadi beragam. 

Fitokimia sendiri secara singkat mempelajari segala jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-buahan. Tidak hanya fitokimia saja, etnobotani membahas berbagai keunikan sehingga tidak ada parameter kesalahan untuk sebuah justifikasi, ingat kembali bahwa etnobotani mempelajari hubungan manusia dan tumbuhan. 

Jadi, jika menurut perspektif teknologi medis suatu tumbuhan itu tidak bermanfaat, belum tentu menurut suatu masyarakat tertentu demikian, bahkan inilah uniknya etnobotani. 

Suatu masyarakat terdahulu bisa menemukan, meramu, dan memperbanyak dengan kekuatan budaya dan informasi non-ilmiah dalam menemukan solusi. bagi permasalahan hidupnya terutama urusan pangan dan kesehatan pada masanya. Hingga akhirnya keilmuan etnobotani berkembang hingga saat ini. 

Etnobotani Benua Afrika 

Sumber gambar: unplash.com (Bunga Seribu/Achillea millefolium)
Sumber gambar: unplash.com (Bunga Seribu/Achillea millefolium)

Gambar di atas merupakan bunga seribu atau Achillea millefolium, penelitian Michael Adams, ahli farmasi dari Universitas Basel, Swiss meneliti malaria di zaman kebangkitan pada pengobatan herbal abad ke-16 dan ke-17 bahwa bunga seribu merupakan tanaman untuk antimalaria dan merupakan herbal yang berguna untuk pemulihan malaria. 

Maka, suku-suku yang di Afrika menggunakan tanaman ini sebagai obat antimalaria sudah bisa dijelaskan secara farmasi dan sampai saat ini perkembangan pemanfaatan bunga seribu menjadi obat penangkal malaria di Afrika. 

Etnobotani Benua Amerika 

Sumber gambar: unsplash.com (tanaman agave dan minuman tequila)
Sumber gambar: unsplash.com (tanaman agave dan minuman tequila)

Menjelajah Amerika tidak hanya kota metropolitan, namun keberadaan Amerika Utara, Tengah, Selatan, hingga Kepulauan Karibia juga menjadi keunikan sendiri dalam etnobotani, salah satunya yang paling menarik untuk kegunaan makanan dan minuman adalah agave. 

Agave merupakan tanaman berduri, bercorak yang menjadi daya tarik pegiat perkebunan, agave adalah bahan baku minuman dari amerika yaitu tequila. Tequila sendiri berasal dari Meksiko, Amerika Utara. 

Budaya minum tequila secara komersial sudah ada di Meksiko pertama kali diproduksi secara komersial pada tahun 1700-an. Pada tahun 1758, keluarga Cuervo mulai menyuling tequila dan pada tahun 1873, keluarga Sauza mengikutinya dan menjadi merek tequila ternama dan populer. 

Tequila adalah minuman beralkohol dengan kandungan 50-51% karena tequila dibuat dengan fermentasi dan menimbulkan sifat halusinogen (kandungan yang menimbulkan efek halusinasi yang bersifat mengubah perasaan, pikiran dan sering kali menciptakan daya pandang yang berbeda, sehingga mengganggu konsentrasi). Maka dari itu ada batasan menikmati tequila dan biasanya untuk orang dewasa. 

Etnobotani Benua Asia 

Sumber Gambar: wikipedia.org/J.M.Garg
Sumber Gambar: wikipedia.org/J.M.Garg

Benua Asia tentu saja sangat beragam, yang paling menarik adalah etnobotani dari himalaya yang masih masuk kawasan Asia dengan keunikannya seperti penggunaan Betula utilis/Bhojpatra/Pohon gugur himalaya yang digunakan untuk pengobatan oleh masyarakat himalaya dan termasuk praktik pengobatan tradisional. 

Penelitian Subha Rastogi dkk dari Divisi Farmakognosi & Etnofarmakologi, CSIR-National Botanical Research Institute, Rana Pratap Marg - India meneliti tentang tanaman obat dari genus Betula pada penggunaan tradisional dan tinjauan fitokimia-farmakologis, menyatakan bahwa Betula menunjukkan spektrum aktivitas farmakologis in vitro dan in vivo yang luas dan berfungsi sebagai anti-peradangan, antivirus, antioksidan dan antidiabetes.

Etnobotani Benua Eropa dan Bagian Oceania 

Sumber gambar: unplash.com
Sumber gambar: unplash.com

Eropa pun memiliki keberagaman dan keunikan sendiri dalam riwayat peristiwa dan penggunaan tumbuhan pada seri etnobotaninya seperti penggunaan lavender, saat ini dikenal sebagai pengusir nyamuk pada sebuah lotion atau pengharum ruangan. 

Namun penduduk Anatolia melihat sejarah penyebarannya dari bangsa Anatolia kuno adalah kelompok bangsa Indo-Eropa yang berbeda, berbicara menggunakan bahasa Anatolia, dan memiliki kesamaan budaya dengan bangsa Indo-Eropa lainnya, terkenal dengan bahasa Het dan negara sekarang yang ditempati oleh keturunan bangsa Anatolia adalah negara Turki. 

Bangsa anatolia menggunakan Lavender/Lavandula stoechas L sebagai obat untuk gangguan metabolik, di mana kondisi tubuh mengalami produksi kimiawi yang tidak sesuai, karena hal ini tidak normal dan tidak sehat maka tubuh pun menjadi rentan sakit dan memerlukan zat gizi yang lebih seimbang seperti sumber karbohidrat, lemak dan protein, gangguan metabolik paling terkenal adalah diabetes. 

Sementara itu, masyarakat yang tinggal di Oceania menggunakan pisang (Musa spp) sebagai pengobatan tradisional penyakit diare. 

Mempelajari dan memahami etnobotani adalah menjaga keseimbangan alam dan keberagaman agar tidak punah begitu saja, setidaknya kebermanfaatannya bisa menyembuhkan kesulitan seseorang dan umumnya bisa menjadi penemuan-penemuan bermanfaat dengan teknologi dan pengetahuan yang lebih canggih, setidaknya informasi dari para pendahulu masih bisa disebarkan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun