7. Meminimalisir jajanan cepat saji, para pelaku slow food selalu mencoba membuatnya sendiri, beregu, bahkan bergabung dengan komunitasnya untuk menikmati makanan.Â
Hal ini akan menyenangkan dan mengembalikan keakraban antar manusia bukan? Lebih menghargai dan tambah memiliki rasa welas asih hanya dari suatu hidangan, karena dalam setiap hidangan ada kebersamaan dalam proses memasak bahkan menikmatinya bersama.Â
8. Tidak merasa kuno, hal ini pasti akan sangat sulit, karena di era disrupsi ini semuanya serba cepat. Namun, slow living dan slow food bukan berarti ketinggalan, hanya memiliki durasi sendiri untuk lebih menikmati.Â
Jadi, maukah mencoba Slow Living dan Slow Food untuk transformasi gaya hidup Anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H