1. Membuat jadwal rutinitas yang memiliki durasi waktu istirahat, misalnya bekerja 2-3 jam, gunakan 30-45 menit istirahat.Â
2. Menikmati fase hidup dan memperlambat ekspektasi dan harapan yang terlalu jauh dijangkau yang isinya hanya angan-angan belaka.
Ubahlah menjadi ekspektasi berjangka seperti harapan dan target esok hari, 1 minggu kedepan, 1 bulan kedepan, 3 bulan kedepan, 6 bulan ke depan, dan 1 tahun kedepan. Dengan begini target pun akan mudah dicapai, daripada berangan-angan suatu hari nanti.Â
3. Â Meminimalisir kegiatan yang dominan menyimak, seperti 3 jam menonton youtube tanpa henti, rasanya sama seperti 1 jam bersepeda untuk berolahraga, 1 jam memasak bersama membuat masakan tradisional yang bisa dinikmati bersama, 1 jam piknik santai di taman kota dan ngobrol dengan orang-orang yang dicintai.Â
4. Mengurangi hal-hal konsumtif. Slow living mengingatkan akan tetap santai dan tidak terburu-buru, jadi untuk apa latah ingin mengganti baju baru, gawai baru, kendaraan baru, rumah baru, jika yang lama masih bisa berfungsi dan tidak rusak.Â
Memangnya dengan benda-benda baru akan langsung merubah nasib seketika? Tentunya sama-sama berproses, kan?
5. Â Memiliki menu masakan yang bisa diolah secara mudah untuk 1 hari kedepan atau 1 minggu ke depan, sehingga sebelumnya bisa mempersiapkan bahan-bahan apa dan alat masak apa yang diperlukan.Â
Milikilah resep yang mudah dipraktikan dan tidak menyusahkan, namun tetap enak dinikmati.Â
6. Mengurangi penggunaan berbagai alat masak yang merepotkan dan harus beberapa tahap, kalau masakan bisa matang sempurna dan sudah enak dengan satu teknik olah.
Mengapa harus beberapa kali proses seperti sudah direbus, dikukus, digoreng, itu akan menghamburkan waktu dan merusak nilai zat gizi pada makanan karena pemanasan. Jika ayam itu matang dengan hanya dipepes, nikmatilah.Â