Mohon tunggu...
Reny Payus
Reny Payus Mohon Tunggu... -

Membaca Saja Aku Sulit

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Belum Ada Judul

21 November 2011   19:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:22 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“sebaiknya kita masuk sebelum dadaku sesak dan paru paru kita dipenuhi oleh debu debu ini” ujarku sambil melepaskan pelukannya secara perlahan.

Dia hanya tersenyum namun tetap mengikutiku, memegang pundakku dari belakang. Sentuhannya membuat tubuhku terasa hangat, padahal suhu pendingin di ruangan ini cukup dingin.

“Kamu mandi dulu deh biar bersih. Aku mau bikin kopi biar kita enak ngobrolnya”

Dia mengangguk, “Pokoknya aku ga mau ninggalin kamu sendirian.” bisiknya lagi.

Aku tertawa. Hatiku merasa tergelitik sekaligus senang. “aku juga. Ya sudah kamu mandi dulu sana. Aku ga mau ditemenin kamu kalau kamu masih kotor,” candaku.

Dia tertawa kecil memamerkan sederet gigi putihnya lalu berjalan memasuki kamar.

***

Aku sedang menata dua cangkir kopi di meja depan TV saat bel pintu berbunyi. Itu pasti Nuel, dia tidak akan tenang jika Raka tak bersamanya di lokasi. Apalagi kalau keadaannya sedang gawat seperti ini. Aku maklum.

Tebakanku tepat. Aku membukakan pintu dan Nuel menghambur masuk, terengah engah.

“Kara, kita harus ke Rumah Sakit sekarang,” tegasnya.

“Ke rumah sakit? Siapa yang sakit? Temen loe sama Raka?”

“Pokoknya kita harus ke Rumah Sakit, sekarang!” tegasnya lagi, mengacuhkan pertanyaanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun