Durasi dan frekuensi trauma: Trauma yang berulang seperti pelecehan yang berkepanjangan, meningkatkan risiko.
Riwayat kesehatan mental: Orang yang memiliki riwayat kecemasan atau depresi lebih rentan terkena PTSD.
Dukungan sosial yang rendah: Kurangnya dukungan dari keluarga atau teman juga berperan dalam perkembangan PTSD.
Penanganan PTSD
Penanganan PTSD umumnya melibatkan kombinasi antara psikoterapi dan pengobatan. Beberapa metode yang umum digunakan adalah:
1. Terapi Perilaku Kognitif (Cognitive Behavioral Therapy - CBT): Pendekatan ini membantu individu untuk mengubah pola pikir dan perilaku yang negatif terkait trauma. Salah satu teknik CBT yang efektif untuk PTSD adalah exposure therapy, di mana penderita secara bertahap dihadapkan pada ingatan traumatis untuk mengurangi rasa takut.
2. Terapi EMDR (Eye Movement Desensitization and Reprocessing): Teknik ini melibatkan stimulasi mata saat penderita memikirkan peristiwa traumatis, yang bertujuan membantu pemrosesan ulang ingatan tersebut agar menjadi kurang mengganggu.
3. Pengobatan: Antidepresan, seperti selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI), sering diresepkan untuk membantu mengendalikan gejala PTSD. Obat lain, seperti obat anti-kecemasan, dapat digunakan sesuai kondisi pasien.
4. Dukungan Sosial dan Keluarga: Dukungan dari orang-orang terdekat sangat penting bagi individu yang mengalami PTSD. Keluarga dan teman dapat memberikan rasa aman dan membantu proses pemulihan.
Dampak PTSD
Jika tidak diobati, PTSD dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari penderitanya. Gangguan ini bisa memengaruhi hubungan sosial, pekerjaan, dan kesehatan fisik. PTSD juga sering dikaitkan dengan gangguan lain seperti depresi, penyalahgunaan zat, dan perilaku bunuh diri.