Mohon tunggu...
ren Muhammad
ren Muhammad Mohon Tunggu... -

heart peacemaker editor in @NouraBooks (Mizan Group); author; writer; ceo @khatulistiwamda; president & editor-in-chief @SquadPost; lovers of beauty and life

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pangeran Jenius dari Nusantara

12 Juni 2015   10:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:05 875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa ajaran lain Sosrokartono yang sempat terwariskan dan kini dikenal sebagai Kantong Bolong adalah:

Ù¡. Sugih tanpa banda, digdaya tanpa aji. (Kaya tanpa Harta/Kaya Hati; Sakti tanpa Ilmu).

Ù¢. Trimah mawi pasrah (rela menyerah terhadap keadaan yang telah terjadi).

Ù£. Suwung pamrih tebih ajrih (jika tak berniat jahat, tidak perlu takut).

Ù¤. Langgeng tan ana susah tan ana bungah (tetap tenang, tidak kenal duka maupun suka).

Ù¥. Anteng manteng sugeng jeneng (diam sungguh-sungguh, maka akan selamat sentosa).

 

Lima pesan itu tercantum di nisan sebelah kiri Sosrokartono yang jasadnya dimakamkan di Sedo Mukti, Desa Kaliputu, Kudus, Jawa Tengah. Di sebelah kiri makam Kartono terdapat makam ibunya, Nyai Ngasirah, dan bapaknya, RMA Sosroningrat.

Menurut juru kunci (kuncen) makam tersebut, Sunarto, makam Sido Mukti awalnya adalah tanah seluas 2 hektar, pemberian pemerintah Hindia Belanda kepada Aryo Condro Negoro, Bupati Kudus ke-3 yang juga buyut Sosrokartono. Ia menambahkan tanah tersebut diberikan, karena jasa besar Aryo Conro Negoro yang telah berhasil memakmurkan masyarakat Kudus dan melepaskan masyarakat dari masa pageblug.

Sebagai penutup, kami ingin memberi sebuah catatan kecil terkait bagaimana menyikapi laku hidup Sosrokartono dan jasa besarnya pada bangsa ini.

Pertama, bersama Tirto Adhie Suryo dan khususnya Cokroaminoto, Sosrokartono laik disebut sebagai sufi penggerak revolusi yang andilnya tak bisa dinafikan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun