Beberapa ajaran lain Sosrokartono yang sempat terwariskan dan kini dikenal sebagai Kantong Bolong adalah:
Ù¡. Sugih tanpa banda, digdaya tanpa aji. (Kaya tanpa Harta/Kaya Hati; Sakti tanpa Ilmu).
Ù¢. Trimah mawi pasrah (rela menyerah terhadap keadaan yang telah terjadi).
Ù£. Suwung pamrih tebih ajrih (jika tak berniat jahat, tidak perlu takut).
Ù¤. Langgeng tan ana susah tan ana bungah (tetap tenang, tidak kenal duka maupun suka).
Ù¥. Anteng manteng sugeng jeneng (diam sungguh-sungguh, maka akan selamat sentosa).
Â
Lima pesan itu tercantum di nisan sebelah kiri Sosrokartono yang jasadnya dimakamkan di Sedo Mukti, Desa Kaliputu, Kudus, Jawa Tengah. Di sebelah kiri makam Kartono terdapat makam ibunya, Nyai Ngasirah, dan bapaknya, RMA Sosroningrat.
Menurut juru kunci (kuncen) makam tersebut, Sunarto, makam Sido Mukti awalnya adalah tanah seluas 2 hektar, pemberian pemerintah Hindia Belanda kepada Aryo Condro Negoro, Bupati Kudus ke-3 yang juga buyut Sosrokartono. Ia menambahkan tanah tersebut diberikan, karena jasa besar Aryo Conro Negoro yang telah berhasil memakmurkan masyarakat Kudus dan melepaskan masyarakat dari masa pageblug.
Sebagai penutup, kami ingin memberi sebuah catatan kecil terkait bagaimana menyikapi laku hidup Sosrokartono dan jasa besarnya pada bangsa ini.
Pertama, bersama Tirto Adhie Suryo dan khususnya Cokroaminoto, Sosrokartono laik disebut sebagai sufi penggerak revolusi yang andilnya tak bisa dinafikan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.