Mohon tunggu...
Rennie Meyo
Rennie Meyo Mohon Tunggu... -

Seorang blogger di www.renniemeyo.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen - Love & Money Part 3 End.

24 Desember 2016   14:08 Diperbarui: 24 Desember 2016   14:23 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : http://asklizweston.com/fridays-need-to-know-money-news-82/

      Sekitar jam 2 lewat aku pergi ke belakang gudang asrama seperti yang David minta. Tapi tenyata David tidak datang, dia malah membiarkan pak Satpam memergokiku di sana, agar dia bebas pergi keluar lewat pintu depan. Lalu aku kembali masuk ke dalam kamar dan tidur.

      Pagi hari nya mereka memberitahuku bahwa David telah tewas terbunuh. Polisi sempat memeriksa ponselku, dan mereka menemukan petunjuk baru di sana. Selama hubungan kami, David seringkali merasa cemburu dengan beberapa teman kami. Dia sering mengirimkan pesan tentang rasa cemburu nya padaku. Dan terakhir kali, tepat sekitar jam 3 lewat, dia mengirimkan pesan terakhir bahwa dia benar- benar cemburu pada sepupunya yang berusaha menggodaku beberapa waktu yang lalu. Dia menelfon sepupunya dan mereka bertengkar. David hanya berpesan padaku, apapun yang terjadi, itu karena dia mencintaiku. Karena dia sangat mencintaiku !

      Lalu petunjuk itu di perkuat dengan kesaksian teman sekamar David yang sempat mendengar pembicaraan David di telfon malam sebelum dia pergi. Dia mrndengar David berkata "Bunuh saja jika kau berani. " pada orang yang di telfonnya. Dan polisi menemukan bahwa telfon itu untuk Leo- saudara sepupu David.

      Lalu benar saja, pagi hari nya mereka di temukan saling membunuh. Leo berhasil menyilet pembuluh arteri David, dan David masih sempat menghantamkan batu besar ke kepala Leo.

      Aku cuma bisa menangisi kepergian David. Sebagian besar orang- orang di sana menatapku prihatin dan berkata, "Kasihan, gadis sepolos dia harus mengalami kejadian ini. Dia pasti merasa sangat bersalah karena kekasihnya mati saling membunuh demi rasa cemburu padanya. "

 ----------------

      Hari ini aku sakit. Jadi aku tidak pergi kuliah, hanya berbaring lemah di tempat tidur. Dinda dan Vini sempat tidak tega meninggalkanku sendiri di kamar, tapi aku bilang aku akan baik- baik saja. Akhirnya mereka pergi ke kampus setelah berpesan jika aku butuh sesuatu, aku bisa menelfon mereka.

      Aku tersenyum, aku hanya butuh sendirian.

      Setelah aku yakin kamarku benar- benar sepi, aku segera mengunci pintu kamar, lalu mengeluarkan tas ransel itu, dan mengeluarkan isinya.

      Mataku berbinar- binar bahagia saat melihat tumpukan uang berwarna merah di dalam tas ransel itu. Jika saty gepok berisi 10 juta dan ini ada ratusan gepok, lalu seberapa kaya aku saat ini ? Aku menutup mulutku, berusaha menahan tawa, karena memikirkan sesuaty yang bahkan tak pernah ku bayangkan. Sekelebat bayangan- bayangan tentang masa depanku bersama uang- uang ini. Oh- sungguh manis sekali !

      Aku mencium beberapa gepok uang di genggaman tanganku dengan gemas. Tapi kemudian segera ku sadari bedanya.
      Uang- uang ini terasa lebih licin dari uang kertas biasanya. Dahiku berkerut. Aku segera mengambil selembar uang seratus ribu dari dompetku dan segera membandingkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun