Aku membuka mataku yang terasa berat. Mataku menyipit karena cahaya matahari yang menyilaukan menerobos masuk lewat jendela kaca kamar.
 "Hmmm ..?" tanyaku setengah menggumam. Lalu mataku terpejam lagi.
 "Laura, dengar. David di temukan terbunuh di jaan sepi beberapa blok dari sini ... " Dinda memberitahuku.
   Mataku terbuka lebar.
   Dinda dan Vini menatapku dengan pandangan berbela sungkawa, bahkan Vini memelukku erat dan mulai menangis.
 "David di bunuh, La. Kamu yang sabar yah ... "
   Aku terdiam. Hanya merasakan air mata yang mulai mengalir deras di kedua pipiku.
 -------------
   Suasana asrama dan kampusku gempar oleh berita pembunuhan David. Beberapa orang di periksa sebagai saksi atas pembunuhan David, termasuk aku dan pak Satpam.
   Pak satpam memberitahu semua yang dia tau pada para Polisi itu. Bahwa terakhir kali dia bertemu David saat pemuda itu memberitahu ada seseorang yang mencurigakan berjalan kearah gudang belakang asrama. Sekitar jam 2 lewat 10 menit. Dan setelah itu pak Satpam tak melihatnya lagi.
   Lalu aku pun di periksa. Aku bilang malam itu aku kembali dari kampus bersamanya. Aku merasa sikap David sedikit berubah, dia seperti memikirkan sesuatu dan itu membuatnya bersikap dingin padaku. Aku terus memikirkn sikapnya dan tidak bisa tidur. Sekitar jam dua malam aku memergokinya berdiri di pintu kamarnya. Aku ingin bicara padanya tapi pada saat itu pak Satpam berjalan kearah kami, jadi David memberitahuku lewat bahasa isyarat untuk menemuinya di belakang gudang asrama, tempat biasa kami bertemu di malam hari jika ada sesuatu yang penting atau hanya sekedar ingin memandangi indahnya bulan dan bintang di malam hari.