Hal -- hal yang perlu di perhatikan dalam melakukan analisa BEP (Break Event Point) antara lain adalah :
- Biaya tetap atau yang disebut dengan fixed cost merupakan biaya yang jumlahnya tetap walaupun keaadan bisnis sedang tidak berproduksi. Pada contoh di atas dimisalkan bisnis sistem manajemen travel Umrah dan Haji memerlukan biaya sebesar IDR 4.000.000,00 per bulan untuk biaya gaji karyawan, biaya beralatan, dan asuransi.
- Biaya variable atau yang disebut variable cost merupakan biaya yang jumlahnya akan mengikat seiring dengan peningkatan jumlah produksi. Pada contoh di atas dimisalkan bisnis sistem manajemen travel Umrah dan Haji memerlukan biaya sebesar IDR 12.250.000,00 per bulan untuk biaya bahan baku, biaya listrik, dan fasilitas lainnya.
- Barga per unit variable cost per unit merupakan harga jual barang atau jasa yang dihasilkan. Pada contoh di atas dimisalkan bisnis sistem manajemen travel Umrah dan Haji memerlukan biaya sebesar IDR 2.050.000,00 untuk harga jual dalam pelayanan jasanya.
- Biaya variable per unit merupakan total biaya variable dibagi dengan jumlah unit yang di produksi. Pada contoh di atas dimisalkan bisnis sistem manajemen travel Umrah dan Haji memerlukan biaya sebesar IDR 306.250,00 untuk biaya penyediaan jasa yang dilakukan dalam satu kali penyediaan jasa.
- Jumlah penjualan baru merupakan data dari jumlah hasil penjualan sebelumnya. Pada contoh di atas dimisalkan bisnis sistem manajemen travel Umrah dan Haji dapat menjual jasanya dengan sebanyak 40 penerima jasa pada satu bulannya.
Berdasarkan pernyataan dari (Rony, 1990) analisa BEP (Break Event Point) bermanfaat bagi manajemen dalam bisnis untuk dapat menjelaskan beberapa keputusan operasional diantaranya :
- Mempertimbangkan apa saja yang akan dikeluarkan atau menjadi produk baru yang bersamaan dengan menentukan tingkat penjualan yang nantinya akan di capai sehingga bisnis tetap mendapatkan keuntungan.
- Sebagai gambaran dasar dalam pembelajaran untuk meningkatkan operasional
- Sebagai wadah untuk managemen dalam menganalisa bagaimana dampak dari perbedaan biaya pada variable menjadi biaya tetap.
Manfaat dari analisa BEP (Break Event Point) juga di jelaskan oleh (Budisantoso Totok, Triandaru Sigit, 2006) yang menjelaskan beberapa manfaat diantaranya :
- Sebagai dasar dlaam merencanakan suatu kegiatan operasional dalam bisnis untuk dapat mencapai laba tertentu. Pada bembahasan di atas dinyatakan bahwa bisnis sistem manajemen travel Umrah dan Haji memerlukan target laba sebesar IDR 6.150.000,00 per bulan.
- Sebagai dasar dalam mengendalikan aktivitas yang sedang berjalan. Hal itu di karenakan dalam suatu bisnis perlu menjaga agar biaya yang di keluarkan tetap stabil sehingga tidak mengganggu hasil dari pendapatan. Pada bisnis sistem manajemen travel Umrah dan Haji setidaknya dalam satu bulan hanya dapat mengeluarkan biaya kurang lebihnya sebesar IDR 16.250.000,00.
- Sebagai bahan pertimbangan menentukan harga jual. Pada bisnis sistem manajemen travel Umrah dan Haji penjualan pada satu produk jasa memiliki harga jual sebesar IDR 2.050.000,00. oleh karena itu, jika ada perubahan harga jual atau pembuatan produk yang baru maka harus mempertimbangkannya.
- Sebagai pedoman dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan. Berkaitan dengan perkembangan bisnis sistem manajemen travel Umrah dan Haji laba memanglah salah satu faktor penting dalam perkembangan suatu bisnis. Oleh karena  itu, pengkajian BEP lebih lanjut membantu manajemen dalam pengambilan keputusannya.
Namun dari kelebihan tersebut analisa BEP (Break Event Point) juga memiliki kelemahan di dalamnya. Menurut (Suhardi dan Purwanto, 2004) bahwa analisa BEP (Break Event Point) memiliki kelemahan diantaranya :
- Produk yang terbatas. Kelemahan dari analisa BEP (Break Event Point) adalah bahwa hanya ada satu macam barang yang diproduksi atau dijual seperti pada contoh di atas. Jika ingin memiliki produk yang lebih banyak maka diperlukan juga perubahan pada struktural perhitungan analisa BEP (Break Event Point).
- Klasifikasi biaya. Kelemahan berikutnya adalah klasifikasi biaya dimana variable cost dapat memiliki biaya tambahan yang disebut semi variable cost dimana biaya tersebut dapat beribah -- ubah setelah melewati masa tetapnya.
- Jangka waktu penggunaan. Kelemahan yang lain dari analisa BEP (Break Event Point) dengan jangka waktu penggunaan yang cukup sempit. Pada contoh diatas, waktu yang diperlukan atau digunakan dalam analisa berkisar untuk satu bulan sehingga dalam menentukan pada bulan berikutnya harus melakukan penganalisaan kembali karena perubahan biaya mungkin dapat terjadi.
Pada dasarnya semua metode yang digunakan memang memiliki kelemahan ataupun kelebihan, namun bergantung dari bagaimana kita dapat memnyikapi kelemahannya. Walaupun  analisa BEP (Break Event Point) memiliki kelemahan, namun analisa BEP (Break Event Point) sangat bermanfaat bagi pengusaha atau bisnis, salah satu contohnya pada  bisnis sistem manajemen travel Umrah dan Haji yang dimana dapat menganasia laba yang akan didapatkan pada satu bulannya, dengan mempertimbangkan jumlah penjualan minimum untuk menyeimbangkan pengeluaran yang harus dilakukan. Tak hanya itu, analisa BEP (Break Event Point) juga membantu bisnis sistem manajemen travel Umrah dan Haji dalam melakukan anggaran kedepannya, serta menjadi standar dalam perencanaan pengeluaran produk jasa yang akan datang.
References
Budisantoso Totok, Triandaru Sigit. (2006). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat.
Dr. H. Rusdiana, M. (2014). Manajemen Operasi. Jakarta: Pustaka Setia.
Rony, H. (1990). Akuntansi Biaya Pengantar untuk Peren caaan dan Pengendalian Biaya. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Suhardi dan Purwanto. (2004). Statistika Untuk Ekonomi Dan Keuangan Modern. Jakarta: Salemba Empat.