Mohon tunggu...
renjana sekar
renjana sekar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menguak Rahasia Pemisahan Campuran

27 Maret 2024   21:45 Diperbarui: 27 Maret 2024   21:53 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dalam kehidupan tanpa sadar banyak sekali zat-zat berbeda terjalin erat dalam campuran seperti air laut, udara, dan minyak goreng serta berbagai campuran lainnya. Kimia, sang pemecah kode ulung, menawarkan alat canggih bernama pemisahan untuk membongkar rahasia campuran dan menguak identitas zat-zat penyusunnya. Pemisahan  adalah sebuah proses untuk mendapatkan zat-zat murni dari suatu campuran untuk mengidentifikasi unsur unsur yang terkandung dia dalam campuran. Campuran sendiri adalah gabungan dua atau lebih zat yang tidak terikat secara kimiawi. Dalam artikel ini akan dijelaskan berbagai pemisahan dalam kimia, guna memperdalam pemahaman unsur-unsur yang terkandung dalam campuran.

1. DESTILASI

Destilasi adalah pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih. Bayangkan sebuah campuran air dan garam. Air, si penari lincah dengan titik didih 100C, mudah menguap dan meninggalkan garam yang terpaku di dasar labu. Uap air yang terkumpul kemudian didinginkan, dan adrakadabra! Air murni muncul kembali, terpisah dari sang sahabat garam.

Dibalik prinsip perbedaan titik didih tersebut, dibutuhkan pula alat destilasi, sang pahlawan di balik proses pemisahan ini, terdiri dari beberapa bagian:

  1. Labu Destilasi
  2. Kolom Destilasi
  3. Kondensor
  4. Termometer
  5. Penampung Destilat
  6. Pemanas

Diantara pahlawan diatas, terdapat pula berbagai jenis destilasi, dimana perbedaan masing-masing destilasi ini berguna untuk memisahkan suatu campuran berdasarkan kebutuhan yang diperlukan. Berikut penjelasannya:

1) Destilasi Sederhana

Destilasi sederhana merupakan destilasi yang sering digunakan pada skala laboratorium yang menggunakan alat sederhana, dikatakan sederhana karna menggunakan campuran yang memiliki selisih titik didih berbeda jauh, dan mempermudah proses pemisahan dikarenakan prinsip dasar destilasi yaitu pemisahan berdasarkan titik didih. Perbedaan yang terjadi pun terlihat signifikan. Dalam destilasi sederhana, dipanaskan campuran guna mengubah fasa air menjadi uap, kemudian kondensor mengambil alih untuk mendinginkan uap sehingga uap kembali ke fase cair, namun cairan nya sudah ke bentuk zat murni nya, dengan kata lain terjadi pemisahan

2) Destilasi Fraksional

Destilasi Fraksionasi hampir sama dengan destilasi sederhana, hanya saja pada tingkat fraksionasi digunakan untuk memisahkan campuran dengan selisih titik didih yang kecil/tipis, dengan kata lain destilasi fraksionasi dapat memisahkan campuran yang identik.

3)Destilasi Uap

Destilasi uap adalah pemisahan yang digunakan untuk memisahkan camppuran yang memiliki titik didih tinggi, umumnya berada dikisaran 200 C. Destilasi uap ini tidak memerlukan pemanasan yang terlalu tinggi suhunya, dikarenakan suatu uap akan ditambahkan ke dalam campuran sehingga mempercepat campuran menguap dibawah titik didihnya, lalu uap tersebut akan dikondensasi menjadi dua fraksi cair yang dapat dipisahkan.

Destilasi banyak berguna dalam kehidupan sehari hari seperti memisahkan alkohol, membuat obat-obatan, pembuatan parfume dan lain sebagainya.

2. PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI DAN PERSEN EKSTRAKSI

Ekstraksi adalah proses pengambilan atau pemisahan zat-zat tertentu dari suatu campuran menggunakan pelarut atau metode spesifik. Umumnya, proses ini dilakukan untuk mendapatkan zat-zat yang diinginkan dari campuran yang kompleks. Ada beberapa metode ekstraksi yang dapat digunakan:

1. Maserasi

Maserasi adalah metode sederhana yang umum digunakan, baik untuk skala kecil maupun industri. Proses ini melibatkan pencampuran serbuk tanaman dengan pelarut dalam wadah tertutup pada suhu kamar. Setelah mencapai kesetimbangan antara konsentrasi senyawa dalam pelarut dan dalam sel tanaman, ekstraksi dihentikan dan pelarut dipisahkan dari sampel. Meskipun efektif, metode ini membutuhkan waktu yang cukup lama dan pelarut dalam jumlah besar.

2. Ultrasound - Assisted Solvent Extraction

Metode ini merupakan modifikasi dari maserasi dengan menggunakan bantuan ultrasound (gelombang frekuensi tinggi). Tekanan mekanik yang dihasilkan oleh ultrasound dapat meningkatkan kelarutan senyawa dalam pelarut dan hasil ekstraksi.

3. Perkolasi

Pada metode perkolasi, serbuk sampel dibasahi perlahan dalam perkolator, di mana pelarut diteteskan secara perlahan dari atas sampel. Kelebihan metode ini adalah aliran pelarut yang kontinu, namun kelemahannya terletak pada kesulitan mencapai seluruh area sampel yang tidak homogen.

4. Soxhlet

Metode Soxhlet melibatkan penempatan serbuk sampel dalam sarung selulosa dalam klonsong di atas labu dengan kondensor di bawahnya. Pelarut yang sesuai dimasukkan ke dalam labu untuk ekstraksi kontinyu. Meskipun efisien, metode ini memiliki risiko degradasi senyawa termolabil karena proses ekstraksi yang terus-menerus.

  • Manfaat Penentuan koefisien distribusi dan persen ekstraksi

Penentuan koefisien distribusi dan persen ekstraksi memberikan sejumlah manfaat dalam berbagai sektor industri dan kehidupan sehari-hari:

1) Industri Farmasi

Dalam industri farmasi, metode ini dimanfaatkan untuk mengevaluasi keberhasilan ekstraksi senyawa aktif dari bahan baku alami seperti tumbuhan obat. Dengan memahami koefisien distribusi dan tingkat ekstraksi, produsen obat dapat memastikan efisiensi proses ekstraksi dan menghasilkan produk akhir yang berkualitas.

2)Industri Kimia

Di sektor industri kimia, penentuan koefisien distribusi dan persen ekstraksi digunakan dalam proses pemisahan senyawa kimia dari campuran yang kompleks. Hal ini sangat penting dalam pembuatan berbagai produk kimia seperti minyak nabati, minyak bumi, atau zat pewarna.

3)Industri Makanan

Dalam industri makanan, metode ini berguna untuk mengekstrak senyawa-senyawa yang memberikan rasa atau aroma khas dari bahan alami seperti rempah-rempah atau buah-buahan. Dengan mengetahui koefisien distribusi dan persen ekstraksi, produsen makanan dapat menjamin kualitas dan konsistensi produk mereka.

4)Pengembangan Obat

Dalam bidang penelitian pengembangan obat, penentuan koefisien distribusi dan persen ekstraksi membantu para ilmuwan dalam memahami interaksi antara senyawa obat dengan tubuh manusia. Hal ini krusial dalam menetapkan dosis yang efektif dan aman bagi pasien.

5)Pertanian

Di sektor pertanian, metode ini dapat digunakan untuk mengekstrak senyawa-senyawa nutrisi dari pupuk organik atau bahan alam lainnya. Data yang diperoleh dari penentuan koefisien distribusi dan persen ekstraksi dapat membantu petani meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk dan nutrisi tanaman mereka.

3. PEMISAHAN WARNA DAN ION-ION LOGAM SECARA KROMATOGRAFI KERTAS

  • Pengertian

Kromatografi kertas adalah metode pemisahan yang digunakan untuk memisahkan zat warna dan ion-ion logam berdasarkan perbedaan afinitas atau kecepatan migrasi zat-zat tersebut pada kertas yang bertindak sebagai medium pemisah.

Proses pemisahan zat warna dan ion-ion logam secara kromatografi kertas dimulai dengan persiapan kertas kromatografi yang telah dibasahi dengan pelarut yang sesuai. Kemudian, sampel yang mengandung zat warna dan ion-ion logam ditempatkan sebagai titik awal (spot) pada kertas kromatografi tersebut.

Selanjutnya, kertas kromatografi diletakkan dalam suatu wadah tertutup yang berisi pelarut yang akan bergerak melalui kertas secara kapiler. Pelarut akan membawa zat warna dan ion-ion logam bergerak melalui kertas dengan kecepatan yang berbeda berdasarkan sifat kimia masing-masing senyawa.

Selama proses migrasi, terjadi pemisahan zat warna dan ion-ion logam berdasarkan perbedaan afinitas terhadap fase gerak (pelarut) dan fase diam (kertas). Zat-zat dengan afinitas yang lebih tinggi terhadap fase gerak akan bergerak lebih cepat, sementara zat-zat dengan afinitas yang lebih tinggi terhadap fase diam akan bergerak lebih lambat.

Akhirnya, setelah pelarut mencapai ujung kertas kromatografi, zat warna dan ion-ion logam akan terpisah menjadi bercak-bercak yang dapat diamati. Dengan menganalisis posisi dan bentuk bercak-barcak tersebut, kita dapat mengetahui komposisi sampel awal serta melakukan identifikasi dan pemisahan zat warna dan ion-ion logam yang ada dalam sampel.

  • Kegunaan Metode Kormatografi Kertas 

Dalam sektor industri dan kehidupan sehari-hari, kromatografi kertas dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti analisis kualitatif senyawa-senyawa tertentu dalam sampel produk, pengujian tingkat keasaman atau keberadaan logam berat dalam air minum, serta pemantauan mutu produk makanan. Pada tingkat kehidupan sehari-hari, teknik ini bisa digunakan untuk mendeteksi pewarna dalam makanan, menganalisis senyawa kimia dalam obat tradisional, atau bahkan dalam percobaan sains di sekolah. Dengan kepraktisan pelaksanaan dan biaya yang terjangkau, kromatografi kertas tetap menjadi alternatif yang relevan untuk beragam kebutuhan pemisahan zat warna dan ion-ion logam.

4. IDENTIFIKASI ZAT WARNA DALAM MAKANAN/MINUMAN DENGAN KROMATOGRAFI KERTAS

1) Pengertian

Metode kromatografi kertas adalah teknik pemisahan zat berdasarkan perbedaan tingkat migrasi zat-zat tersebut pada kertas sebagai medium pemisah. Pada awalnya, sampel yang akan dianalisis ditempatkan di suatu titik pada kertas kromatografi yang kemudian direndam dalam pelarut atau fase gerak. Pelarut akan merambat melalui kertas, membawa zat-zat dalam sampel ikut bergerak. Zat-zat akan bergerak dengan kecepatan yang berbeda berdasarkan afinitasnya terhadap fase diam (kertas) dan fase gerak (pelarut). Akibatnya, zat-zat dalam sampel akan terpisah dan membentuk bercak-bercak yang dapat diidentifikasi. Metode ini sering digunakan dalam analisis zat warna, senyawa organik, dan senyawa biologis lainnya.

2) Prinsip Kerja Kromatografi Kertas Pada Identifikasi Zat Warna Dalam Makanan/Minuman

Prinsip kerja kromatografi kertas dalam identifikasi zat warna dalam makanan atau minuman didasarkan pada perbedaan afinitas zat warna terhadap fase gerak (pelarut) dan fase diam (kertas). Berikut adalah penjelasan prinsip kerja kromatografi kertas dalam identifikasi zat warna:

  • Adsorpsi dan Kapilaritas

Kertas kromatografi memiliki sifat adsorpsi, di mana zat warna cenderung berinteraksi dengan serat kertas. Selain itu, pelarut akan bergerak melalui kertas secara kapiler, membawa zat warna ikut bergerak.

  • Perbedaan Kelarutan

Zat warna dalam sampel memiliki perbedaan kelarutan terhadap pelarut yang digunakan sebagai fase gerak. Zat warna yang lebih larut akan bergerak lebih cepat melalui kertas, sedangkan zat warna yang kurang larut akan bergerak lebih lambat.

  • Pemisahan Berdasarkan Mobilitas

Selama proses migrasi, zat warna akan bergerak dengan kecepatan yang berbeda berdasarkan sifat kimianya. Zat warna dengan mobilitas yang lebih tinggi akan mencapai ujung kertas lebih cepat daripada zat warna dengan mobilitas yang lebih rendah.

  • Pemisahan Berdasarkan Interaksi

Zat warna yang memiliki interaksi yang lebih kuat dengan fase diam (kertas) akan bergerak lebih lambat, sementara zat warna yang memiliki interaksi yang lebih kuat dengan fase gerak (pelarut) akan bergerak lebih cepatm

  • Bentuk dan Posisi Bercak

Setelah pelarut mencapai ujung kertas, bercak-bercak zat warna akan terbentuk. Dengan membandingkan posisi, warna, dan bentuk bercak ini dengan standar zat warna yang diketahui, kita dapat mengidentifikasi jenis zat warna yang terkandung dalam sampel makanan atau minuman.

Dengan prinsip kerja ini, kromatografi kertas memungkinkan pemisahan dan identifikasi zat warna secara efektif berdasarkan perbedaan sifat-sifat kimia zat warna yang ada dalam sampel makanan atau minuman.

Metode kromatografi kertas memberikan manfaat dalam analisis warna makanan dengan kemampuannya dalam pemisahan zat warna, identifikasi jenis zat warna, deteksi kontaminan, pengawasan kualitas warna produk makanan, dan dukungan terhadap inovasi produk makanan.

5. PEMISAHAN KOMPOSISI DARI KUNYIT SECARA KROMATOGRAFI KOLOM.

Kromatografi kolom merupakan teknik yang sering dipakai untuk membersihkan bahan kimia tunggal dari campuran. Metode ini umumnya digunakan dalam skala preparasi mulai dari mikrogram hingga kilogram. Salah satu keunggulan utamanya adalah biaya yang terjangkau serta kemudahan dalam menghilangkan fasa diam yang telah digunakan. Hal ini membantu mencegah kontaminasi silang dan kerusakan fasa diam karena penggunaan berulang.

Kunyit, bintang dapur berwarna kuning cerah, tak hanya harum tapi juga punya segudang manfaat kesehatan. Namun, tahukah Anda kunyit mengandung berbagai "senjata rahasia" yang berkontribusi pada khasiatnya? Dengan menggunakan  Kromatografi kolom, kita bisa mengungkap rahasia ini dengan memisahkan komponen-komponen penyusun kunyit. Ada beberapa kandungan kunyit yang dapat ditemukan dengan metode kromatografi kolom, diantanya:

1) Kurkumin: Senjata utama kunyit yang terkenal dengan kemampuan anti-inflamasi dan antioksidan.

2)Desmetoksikurkumin & Bisdesmetoksikurkumin: Senjata lain sejenis kurkumin dengan kemampuan antioksidan dan antikanker.

3)Minyak atsiri: Senjata yang membuat kunyit memiliki aroma khas.

6. PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS.

Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah sebuah teknik pemisahan campuran yang memanfaatkan perbedaan kepolaran zat. Dalam konteks ini, kita akan menjelajahi cara memisahkan zat hijau daun, yang dikenal sebagai klorofil. Klorofil adalah pigmen yang memberi warna hijau pada tumbuhan yang digunakan untuk proses fotosintesis. Peralatan yang Dibutuhkan:

  • Pelat KLT.
  • Fase diam, biasanya digunakan silika gel atau alumina.
  • Fase gerak, fase gerak disini adalah pelarut yang digunakan.
  • Sampel ekstrak daun.
  • Mikropipet.
  • Bejana KLT.
  • Alat pendeteksi, digunakan bila spot noda kurang terlihat dengan bantuan sinar UV.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemisahan:

  • Polaritas fase diam dan fase gerak dimana semakin besar perbedaan polaritas semakin baik pemisahannya.
  • Jenis pelarut Jenis pelarut yang digunakan sebagai fase gerak.
  • Ketebalan pelat KLT memberikan hasil pemisahan yang semakin baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun