Mohon tunggu...
Anjar Anastasia
Anjar Anastasia Mohon Tunggu... Penulis - ...karena menulis adalah berbagi hidup...

Akun ini pengganti sementara dari akun lama di https://www.kompasiana.com/berajasenja# Kalau akun lama berhasil dibetulkan maka saya akan kembali ke akun lama tersebut

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Penipu Hipnotis Juga Ada di Pasar Tradisional

9 Juli 2019   16:15 Diperbarui: 9 Juli 2019   16:31 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kejadian pagi ini mengingatkan saya bahwa penipuan ada dimana-mana, bahkan di tempat yang biasa dia datangi karena dekat rumah. Tempat itu adalah pasar tradisional dimana hampir semua pedagang mengenalnya. Tapi entah kenapa, hari ini, pasar itu seolah jadi tempat baru bagi Mbak ART saya.. Diajak keliling pasar dulu sambil menyebutkan nama-nama orang yang juga dia kenal.

Berhubung dia tidak berpikir aneh-aneh, dia ladeni semua obrolan dengan orang baru  yang mengaku kenal majikannya itu sambil menjanjikan sesuatu yang sebenarnya sedang ia butuhkan. Lebih lengkapnya saya ceritakan di bawah.

==========

Si Mbak ART tergopoh-gopoh menghampiri saya sambil menyerahkan titipan belanjaan saya. Dia seperti orang bingung, ngomongnya nggak jelas maksudnya. Bahkan saya bertanya darimana saja dia hampir lupa darimana. Hanya bilang dari sana. Untungnya saya mengerti dari mana.

Lalu, dengan wajah kalutnya itu, "Neng, jangan bilang dulu ya... Saya boleh minjem 200 ribu nggak? Nanti setelah tuan saya dapat arisan dari orang itu, saya langsung kembaliin."

Saya kaget. Tiba-tiba minjem duit dan bilang soal arisan segala.

Kenapa juga si mbak ikutan terlibat?

Selain kebetulan memang hari ini saya harus bayar macam-macam, di kepala seperti meminta saya untuk langsung bilang tidak. "Wah, saya baru bayar macam-macam, Mbak... Nggak ada uang lagi. Emang yang arisan siapa?"

Dia mencoba menerangkan dengan kalimat yang masih susah dimengerti karena seperti orang bingung dan dikejar-kejar. Tapi, kurang lebih terangkai begini:

"Itu Neng... Di pasar saya ketemu sama kenalannya tuan, dia bilang si tuan dapat arisan. Saya diminta kasih ke dia dulu buat DP 200 ribu trus nanti duitnya langsung cair"

"Emang katanya si Om bakal dapat berap arisannya?"

"Empat puluh sembilan juta..."

Heh?!

Saya langsung ngeh.

Ada yang nggak beres ini.

Saya minta si Mbak tenang dulu. Kalau perlu ambil wudu.

Soale dia masih kayak orang bingung karena katanya ditungguin banget sama orang itu. Kebetulan dia memang sedang butuh tambahan buat urusan sekolah anaknya.

Jadi, begitu ditawari dana yang ujug-ujug dan menggiurkan begini, ya pasti yang terpikirkan adalah mencoba ambil kesempatan itu.

Setelah sudah terlihat lebih tenang, baru deh kami ngobrol lagi.

Saya bilang, "Uang 49 juta dan 200 ribu itu jauh sekali bedanya. Masa iya DP kok cuma segitu?"

Si Mbak lalu keinget, selama di pasar dia diajak keliling pasar dulu sambil ngomong ngalur ngidul termasuk menyebut nama salah satu teman kos (yang belum ketahuan kok si [enipu itu  bisa tahu) dan bapak kos kami.

Terakhir sebelum pulang, si penipu malah sempet minta si mbak lepas anting yang dipakai.

Untung nggak diturutin maunya si penipu. Dia tersadar kalau benda itu benda berharga yang nggak mungkin sembarang dia lepas.

Fix....
Tidak diragukan lagi kalau ini adalah penipuan.

Soal kok bisa pas tauk si Mbak sedang butuh tambahan, ya namanya juga orang sedang mencoba "membaca" kondisi seseorang yang dia incar.

Urusan benar apa nggak, belakangan.
Yang penting korban sudah di tangan.

Tetap hati-hati ya temans....
Bahkan di tempat yang sudah kita kenal baik....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun