Ketua pelaksana : "Mogok katanya mah" mukanya pun terlihat bingung.
Pa RW pun ikut turun da bertanya kepada kita semua.
Pa RW :" Kenapa ini? Kenapa ga jalan-jalan?"
Ketua pelaksana kita pun menjelaskan apa yang terjadi. Dia kebingungan mencari cara agar semuanya tidak panik, dia menelpon panitia-panitia lain yang sudah jalan lebih dulu agar kembali menghampiri kita semua. Hanya beberapa mobil saja yang bisa kembali karena yang lainnya sudah terjebak macet dan tidak bisa putar balik.
Para wargapun satu persatu turun dan menanyakan apa yang terjadi, ada beberapa warga yang terus berbicara yang tidak mengenakan untuk para panitia, wargapun terus mendesak ketua pelaksana kami hingga nada bicara yang mereka lontarkan cukup tinggi.Â
Kami semua kebingungan karena supir pun tidak memberikan kepastian kapan Bus ini selesai diperbaiki. Sedangkan ketua pelaksana kami benar-benar kebingungan hingga terus menelpon pihak penyewaan Bus agar minta pertanggung jawabannya tetapi tidak ada jawaban pada saat ditelepon.
Setengah jam kemudian rombongan panitia lain datang dan menghampiri kita semua, pada saat mereka datang ketua pelaksana dan ketua karang taruna membicarakan masalah ini dengan RW kita.Â
Ketua pelaksana terlihat sangat gugup,bingung,bahkan terlihat dia sedang menahan air matanya. Salah seorang supir yang membawa mobil panitia menghampiri beliau dan memberikan semangat hingga ketua pelaksana kami menangis dihadapannya. Dan semua panitia menghampiri untuk memberikan semangat kepadanya, supir itupun memberikan semangat kepada kami semua.
Supir :" Gapapa, jadiin ini semua pelajar, kalian hebat udah bisa sampai sejauh ini, jangan diambil pusing jangan kapok buat bikin rencana yang lebih baik, saya bangga liat kalian bisa sejauh ini bisa melewati masalah-masalah ini. Khusus buat kamu(sambil menepuk pundak ketua pelaksana) gausah mikirin omongan orang, kamu hebat di umur yang segini kamu bisa mimpin panitia lain bahkan mimpin warga. Gausah pada nangis, bingung, nanti beres dari sini kita semua liburan lagi yaa."
Kami semua masih tetap bingung harus bagaimana sedangkan waktu terus berjalan dan para wargapun masih bingung harus bagaimana. Setelah kita mendiskusikan kembali akhirnya kami memutuskan bahwa mobil yang digunakan panitia agar dipakai oleh sebagian warga yang membawa anak kecil dan akan bekerja dipagi harinya. Sedangkan para panitia menunggu semuanya beres dan mengalah agar tidak terjadi perdebatan kembali.
Setelah semuanya selesai dibicarakan, akhirnya para warga beramai-ramai mengisi mobil yang disediakan, tapi mamah aku memaksa agar ikut pulang bersamanya yang jelas-jelas masih ada orang lain yang lebih membutuhkan untuk pulang lebih dulu, hingga mamah marah dan membentakku.