Siapa yang pernah ke luar negeri dan kesulitan dalam melakukan transaksi? Eitss! sekarang tidak perlu khawatir karena ada terobosan sistem pembayaran digital. Sebelum adanya kolaborasi antar negara-negara ASEAN, Indonesia sudah meluncurkan sistem pembayaran digital diantaranya melalui pengembangan QRIS, BI Fast, dan Tim Percepatan Perluasan Digitalisasi Daerah untuk mempercepat digitalisasi transaksi pemerintah. Suksesnya transaksi QRIS saat mulai efektif tahun 2020 lalu, kini merambah ke kancah ASEAN. Perry Warjiyo menyampaikan bahwa QRIS mengusung semangat UNGGUL (UNiversal, GampanG, Untung dan Langsung).
Sobat pastinya ingat dengan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN 2023 di Labuan Bajo, yang diselenggarakan tanggal 9-11 Mei 2023. Hasil pertemuan tersebut mencapai kesepakatan yang merupakan bagian dari 3 Priority Economy Deliverables (PEDs), yaitu disepakatinya konektivitas pembayaran regional (Regional Payment Connectivity) dan transaksi mata uang lokal di masing-masing negara (Local Currency Transaction). Tentunya kesepakatan ini merupakan inovasi yang memudahkan pembayaran secara multirateral.
Lalu apa yang melatarbelakangi hasil kesepakatan tersebut?
Proyek Nexus
Di lansir dari laman Bank Indonesia, sebelumnya sudah bekerja sama dengan Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS), dan Bank of Thailand (BOT) untuk memperkuat konektivitas pembayaran antar negara. Kerja sama ini bertujuan untuk menjelajahi potensi konektivitas pembayaran berbasis fast payment dan bermitra bersama Bank for International Settlements (BIS) untuk mengeksplorasi fast payment tersebut melalui Proyek Nexus.
Keterlibatan Bank Indonesia dalam Proyek Nexus merupakan implementasi dari Nota Kesepahaman (NK) Kerja Sama Konektivitas Pembayaran Kawasan yang ditandatangani dalam KTT G20 pada November 2022, dan juga merupakan salah satu prioritas jalur keuangan Indonesia pada ASEAN 2023. Proyek Nexus adalah langkah strategis yang dilakukan secara bersama-sama untuk membangun konektivitas sistem pembayaran yang lebih luas. BI berkomitmen untuk mewujudkan konektivitas sistem pembayaran yang lebih cepat, murah, mudah, transparan, dan inklusif dengan menyetujui kerja sama pembayaran lintas negara berbasis QR Code dengan bank sentral negara kawasan.
Regional Payment Connectivity
Konektivitas pembayaran lintas negara (cross-border) di kawasan, termasuk dalam inisiatif jalur ekonomi dan keuangan dalam Keketuaan Indonesia untuk ASEAN 2023 yaitu “ASEAN-led Cross-Border Payment Connectivity, from ASEAN to Global". Hal ini merupakan upaya untuk memperkuat dan meningkatkan konektivitas pembayaran melalui kawasan, serta mendorong pemulihan ekonomi, sejalan dengan perhatian global melalui G20.
Pada Agustus 2022, BI dan BOT sepakat untuk melaksanakan kerja sama pembayaran lintas negara berbasis QR Code. Selain itu, kerja sama serupa juga diinisiasi antara Indonesia dan Singapura. Bulan Januari 2022, dilakukan uji coba interkoneksi pembayaran antar negara menggunakan QR Code antara Indonesia dan Malaysia dengan BNM yang meliputi QR Standard, Fast Payment dan juga mata uang lokal yang segera akan terkoneksi antara satu sama lainnya.
Bayangkan volume transaksi lintas negara meningkat dari USD 127,8 triliun pada tahun 2018 menjadi USD 156 triliun pada tahun 2022. Dorongan akan ekonomi global yang lebih mudah dan tanpa batas, mendesak pembayaran lintas negara untuk lebih cepat, lebih murah, lebih transparan, dan bisa diakses oleh siapapun. Maka dorongan ini menghasilkan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) RPC oleh lima bank sentral dari negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina/ASEAN-5) di 2022 lalu yang menandai keseriusan negara ASEAN terhadap pembayaran lintas negara.
Local Currency Transaction
LCT  merupakan inovasi pengembangan local currency settlement (LCS) dengan memperluas cakupan kerja sama untuk mengakomodasi transaksi sistem pembayaran lintas negara. Bank Indonesia  mencatat nilai local currency transaction (LCT) pada 2022 sebesar US$ 3,8 miliar, atau senilai Rp 57,34 triliun. Capaian tersebut meningkat 52% dibandingkan tahun lalu yang sebesar US$ 2,5 miliar dollar AS. Kerja sama ini dilakukan juga untuk mendorong penggunaan mata uang lokal (rupiah, ringgit, baht, yen) secara lebih luas untuk setelmen transaksi bilateral antara Indonesia dengan Malaysia, Thailand, dan Jepang.
Hal tersebut didasarkan telah terjalinnya hubungan perdagangan dan investasi melalui kesepakatan yang ditandatangani dalam Memorandum of Understanding (MoU) antar otoritas. Di samping itu, Thailand, Malaysia, dan Jepang termasuk dalam sepuluh besar mitra dagang utama Indonesia. Â LCS penyelesaian transaksi bilateral dapat dilakukan oleh pelaku usaha di Indonesia dan negara mitra dengan menggunakan mata uang lokal masing-masing negara. Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan, Indonesia telah melakukan kerja sama LCT dengan Thailand, Jepang, Malaysia, dan China dan menghasilkan transaksi perdagangan di masing-masing negara sebanyak 3% - 4% sudah menggunakan metode LCT.
Sebagai salah satu strategi untuk mengurangi ketergantungan negara terhadap mata uang dollar AS. Pengembangan LCT ini dimaksudkan untuk mendorong penguatan konektivitas pembayaran di kawasan (regional payment connectivity) melalui kemudahan penyelesaian transaksi antara negara ASEAN 5 dalam mata uang lokal masing-masing negara sehingga mendukung perdagangan dan investasi lintas negara.
QRIS Antarnegara
Salah satu hasil dari kerjasama dalam mewujudkan dan mendukung sistem pembayaran yang lebih cepat, murah, transparan, dan inklusif adalah mengimplementasikan QRIS antarnegara. Hadirnya QRIS memudahkan para pengguna sehingga tidak perlu lagi mengkonversi atau menukarkan mata uang saat berbelanja di negara yang kita kunjungi. Tentu sangat praktis ketika melakukan pembayaran atas transaksi yang dilakukan wisatawan asing di Indonesia, yakni cukup memindai QRIS merchant Indonesia. Hal ini Juga berlaku sebaliknya, pembayaran atas transaksi wisatawan Indonesia dapat dilakukan dengan memindai QR standard negara yang dikunjunginya. Kerja sama sistem pembayaran berbasis QR code merupakan wujud nyata implementasi dari G20 Roadmap for Enhancing Cross-border Payments.
Terlebih penerapan pembayaran menggunakan QR Code antara Malaysia dan Indonesia sudah diresmikan, setelah uji coba sistem sejak tanggal 27 Januari 2023. Implementasi sistem pembayaran berbasis QR Code antara kedua negara tersebut merupakan yang kedua setelah Thailand.
Berikut cara mudah menggunakan QRIS Antarnegara:
- Buka aplikasi pembayaran dan klik menu “Scan QRIS".
- Masukkan jumlah nominal yang harus dibayar atau ditransfer, dalam mata uang negara asal. Misal 10 baht (฿).
- Konfirmasi tujuan dan nominal dalam Rupiah (otomatis sudah terkonversi, misal dari 10 ฿ akan otomatis menjadi Rp 4500).
- Masukkan PIN, Anda akan menerima notifikasi bahwa transaksi berhasil dilakukan.
- Pembayaran dengan QRIS antarnegara selesai dilakukan.
Jadi, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa konektivitas pembayaran antar ASEAN merupakan langkah praktis yang patut kita dukung. Mari bersama-sama mendukung inovasi dan kerja sama yang lebih luas dalam sistem pembayaran di kawasan ASEAN untuk memperkuat perekonomian secara keseluruhan dan juga tingkat global. Dengan mulai membiasakan diri melakukan pembayaran non-tunai lintas negara pastinya akan memberikan pengalaman transaksi digital yang lebih cepat, mudah, terjangkau, aman, dan dapat diandalkan bagi semua pengguna. Transaksi antarnegara jadi lebih mudah bukan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H