Mohon tunggu...
renitaandriani
renitaandriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Nusa Putra

Saya adalah Mahasiswa Universitas Nusa Putra

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kasus-Kasus Perilaku Organisasi dalam Buku Stephen P Robbins

22 Januari 2025   15:03 Diperbarui: 22 Januari 2025   14:11 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Berbagai gaya kepemimpinan memiliki karakteristik yang berbeda, seperti gaya otokratis yang bersifat sepihak, partisipatif yang melibatkan tim dalam pengambilan keputusan, delegatif yang memberikan otonomi kepada karyawan, transformasional yang berfokus pada inspirasi dan motivasi, serta transaksional yang berorientasi pada imbalan dan hukuman.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan distribusi barang konsumen mengalami stagnasi dan penurunan kepuasan karyawan akibat gaya kepemimpinan otokratis. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan mengadopsi pendekatan partisipatif melalui pelatihan kepemimpinan bagi para manajer. Dengan melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan dan mendengarkan masukan mereka, karyawan merasa lebih dihargai dan termotivasi. Sistem penghargaan juga diperkenalkan untuk meningkatkan semangat kerja.

Hasilnya, perusahaan mengalami peningkatan produktivitas, kepuasan kerja karyawan meningkat, dan tingkat turnover menurun secara signifikan, menunjukkan efektivitas perubahan gaya kepemimpinan tersebut.


Konflik Dalam Organisasi

Menurut Stephen P. Robbins, konflik dalam organisasi terjadi ketika satu pihak merasa terhambat oleh pihak lain dalam mencapai tujuan. Konflik dapat bersifat fungsional, yang mendorong inovasi dan pengambilan keputusan lebih baik, atau disfungsional, yang menghambat kerja sama dan menurunkan produktivitas. Faktor penyebab konflik meliputi komunikasi yang buruk, perbedaan kepentingan, peran yang tidak jelas, dan ketidakadilan. Manajemen konflik yang efektif diperlukan untuk mengurangi dampak negatif dan memanfaatkan potensi positif konflik.

Contoh konflik dapat dilihat dalam kasus Derrick Houston, seorang narapidana di penjara Mississippi yang menghadapi kondisi tidak manusiawi seperti minimnya aktivitas rekreasi, pembatasan pengunjung, lingkungan yang tidak higienis, dan suhu ekstrem tanpa pendingin udara. Bersama narapidana lainnya, ia memprotes kondisi tersebut melalui aksi mogok makan, menggunakan kesehatan mereka sebagai alat negosiasi untuk menarik perhatian publik dan pejabat negara. Protes ini berhasil, dan Houston dipindahkan ke fasilitas yang lebih baik, memberikan kelegaan bagi keluarganya.

Mogok makan adalah strategi umum yang sering digunakan oleh narapidana di berbagai tempat, termasuk Amerika dan Palestina. Di Amerika, protes ini sering terkait dengan kondisi penjara atau pelanggaran hak, sementara di Palestina, aksi mogok makan juga memiliki dimensi politis. Contoh-contoh ini menggambarkan bagaimana respons terhadap konflik dapat digunakan untuk memengaruhi perubahan dan menyelesaikan masalah yang kompleks.

Budaya Organisasi

Menurut Stephen P. Robbins dalam bukunya Organizational Behavior, budaya organisasi adalah sistem makna yang dimiliki bersama oleh anggota organisasi, yang membedakannya dari organisasi lain. Budaya ini mencakup nilai-nilai inti, norma, dan pola perilaku yang menjadi panduan bagi anggota organisasi. Budaya organisasi berfungsi memberikan identitas kepada anggota, menciptakan komitmen kolektif, memperkuat stabilitas sosial, dan memandu perilaku melalui nilai-nilai yang dimiliki bersama.

Salah satu kasus budaya organisasi adalah kegagalan sebuah perusahaan ritel global dalam mengintegrasikan budaya setelah mengakuisisi perusahaan lokal di negara berkembang. Perusahaan mencoba menerapkan budaya kerja yang berorientasi hasil dan efisiensi tinggi, namun bertentangan dengan budaya lokal yang lebih menekankan hubungan personal dan fleksibilitas. Hal ini menyebabkan konflik, penurunan motivasi, dan tingginya tingkat turnover karyawan. Perusahaan akhirnya mengambil pendekatan inklusif dengan memahami budaya lokal, melatih manajer lintas budaya, dan mengadopsi elemen budaya campuran. Perubahan ini meningkatkan motivasi karyawan, mengurangi konflik, dan membantu stabilisasi operasional perusahaan.

Perubahan Organisasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun