Mohon tunggu...
Renitadewi Kusumah Wardani
Renitadewi Kusumah Wardani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia

saya suka matcha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Eksplorasi Keberagaman dan Kebudayaan Suku Bangsa

30 November 2023   10:42 Diperbarui: 14 Desember 2023   09:48 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

   Suku Bangka merupakan salah satu suku dari 1.340 suku di Indonesia (BPS,2010), yang terkenal dengan tempat wisatanya yang mencuri perhatian dunia, makanan martabak manis, yang menggariahkan lidah jutaan orang Indonesia, dan adat dan budaya suku Bangka yang mewarnai Indonesia dengan keberagaman.

   Negara Indonesia merupakan negara yang multikultural. Apabila kita membicarakan mengenai keberagaman yang terdapat di Indonesia, tentulah tidak ada habisnya. Keberagaman di Indonesia memang tidak bisa dipungkiri keberadaannya. Salah satu hal yang menarik perhatian kami adalah keberagaman suku yang tentunya kita alami di lingkungan Universitas kita. Suku yang kami teliti ialah Suku Bangka yang mendiami pulau Bangka dan terletak di samping pulau Sumatera, Indonesia.

   Selain unik, suku Bangka juga memiliki kekayaan budaya dan tradisi yang berperan penting bagi kehidupan di masyarakat pulau tersebut.  Pulau Bangka menghasilkan Sumber Daya Alam yang melimpah seperti penghasil Lada, Timah, dan Kelapa Sawit. Selain dari Sumber Daya Alam, suku Bangka memiliki keberagaman dalam segi bahasa, yaitu dimana setiap desa mempunyai bahasanya tersendiri. Terkadang, apabila sesama orang Bangka melakukan interaksi, belum tentu mereka memahami bahasa lawan bicaranya karena tempat yang mereka tinggal tidak satu desa atau wilayah.

   Di balik kekayaan budaya yang dimiliki oleh suku Bangka, hal yang disayangkan adalah kurangnya penelitian terdahulu sehingga Tinjaua Pustaka tidak komprehensif. Namun ada beberapa jurnal yang mendukung salah satu sub penelitian kami yaitu dari segi kebahasaan suku Bangka. Dalam Melayu Bangka, istilah atau kata-katanya sangat variatif dan hanya terjadi pada tataran fonemnya saja. Sedangkan morfologinya, tidak banyak ditemukan. Bahasa Melayu Bangka memiliki istilah dan aksen yang berbeda karena sifat bahasanya memiliki korelasi-korelasi budaya masyarakat tersebut.

   Sebagai contoh: penyebutan untuk kata ganti “kamu” menjadi “Ka”, “Ki”, dan khususnya di daerah yang jauh dari pusat ibu kota menggunakan “Pok”. Di setiap tanda kebahasannya terdapat sebuah konsep untuk petanda atau tinanda (signified) dan citra suara yang digunakan sebagai penanda (signifier).  Dua hal tersebut tidak dapat dipisahkan sebagai cara untuk memahami sebuah makna bahasa.

BAHASA YANG DIGUNAKAN

Dalam suku Bangka, bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa Melayu Bangka. Hal ini dikarenakan 65% orang yang ada di Bangka, berasal dari suku Bangka.

Bahasa Melayu bangka ini kaya dengan berbagai dialek, seperti dialek Sungailiat, dialek Pangkalpinang, dialek Mentok, dialek Belinyu, dialek Toboali dan lain sebagainya. Namun perbedaan dialek itu seringkali hanya pada huruf vokal akhir kata. Sebagai contoh penyebutan kata "apa", dialek Sungailiat dan Pangkalpinang menggunakan "ape" (dengan vokal 'e' seperti dalam kata 'beda'), dialek Mentok menggunakan "ape" (dengan vokal 'e' seperti dalam kata kelas), sedangkan dialek Belinyu menggunakan 'apo'.

Setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Bangka, memiliki variasi bahasa yang berbeda-beda. Dari kecamatan, Sungaliat, Belinyu, Koba, Namang, Simpang Katis, Toboali, Sadai, Air Gegas, Kelapa, sampai ke kecamatan Jebus.

Menurut narasumber yang kami undang, dalam Kabupaten Bangka setiap daerah-daerah memiliki dialek-diealek yang beragam. Salah satunya yang tinggal pada bagian Selatan Bangka terdapat kata-kata yang dihilangkan huruf “s” pada katanya, contohnya kata “sabun”, menjadi “abun”. Lalu, kata “entai” (“kamu” dalam bahasa Indonesia), di beberapa desa mengatakan kata tersebut menjadi “entik”.

SISTEM PENGETAHUAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun