Mohon tunggu...
Frater Milenial (ReSuPaG)
Frater Milenial (ReSuPaG) Mohon Tunggu... Lainnya - Seseorang yang suka belajar tentang berbagai hal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jika Anda tidak mampu mengerjakan hal-hal besar, kerjakanlah hal-hal kecil dengan cara yang besar (Napoleon Hill)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kaitan "Sakit dan Dosa" dalam Perspektif "Orang Sakit"

29 Oktober 2021   09:02 Diperbarui: 29 Oktober 2021   09:10 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sakit & Dosa (charitashospital.com)

6.4  Ibu Yessi Angraini Lase (32 Tahun) 

          Ibu ini mengatakan bahwa sakit adalah situasi dimana tubuh tidak bisa menjalankan aktivitas secara normal. Ibu ini mengalami sakit struk ringan. Sementara dosa adalah suatu tindakan yang melukai kehendak Tuhan, seperti tidak mampu menjaga atau merawat tubuh dengan baik, karena tubuh berasal dari Tuhan. Ibu ini mengingatkan dirinya bahwa Allah menciptakan manusia. Maka, salah satu yang menjadi tugas manusia adalah menjaga tubuh sebaik-baiknya. Jika kita sudah sakit, itu berarti kita tidak bisa menjaga pemberian Tuhan dengan baik.

6.5  Bapak Bryan Siagian (51 Tahun)

         Bagi Bapak ini, sebagai orang yang beriman sakit adalah sebuah cobaan atau ujian dari Tuhan. Dengan sakit yang dialami ia menyadari akan kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Sekalipun ia merasa memberontak kepada Tuhan, karena sakit yang dialaminya. Apalagi anak-anaknya masih belum semua selesai sekolah dan masih membutuhkan kasih sayang dari orangtua. Lagian isterinya sudah 4 tahun yang lalu berpulang kepada Bapa (alm). Bapak ini sungguh-sungguh berharap kepada Tuhan, supaya ia dapat melihat semua anak-anaknya sukses (selesai sekolah, bekerja dan menikah).

7. Kesimpulan

         Dari kelima informan yang diwawancarai oleh penulis secara tidak langsung mengatakan bahwa sakit dan dosa itu memiliki keterkaitan atau hubungan. Hal ini mereka rasakan bahwa ketika sedang sakit, mereka tidak bisa melakukan suatu kegiatan, kekuatan tubuh lemah, tidak berdaya. Mereka menyadari bahwa dengan sakit yang dialami merupakan semata-mata menyadarkan mereka akan kuasa-Nya. Bahwa hanya Tuhanlah yang mampu menyembuhkan mereka dari sakit. Maka, mereka tidak luput untuk tidak berdoa memohon penyembuhan dari Tuhan dan mengampuni segala dosa-dosanya.

        Dengan situasi sakit, membawa mereka pada sebuah permenungan, di mana mereka mengalami ketidakmampuan, keterbatasan dan kefanaanya. Oleh karena itu, satu-satunya jalan ialah berdoa kepada Tuhan, supaya mereka memperoleh kesembuhan lewat obat-obat yang dipakai dan dapat mengubah hidup kearah yang lebih baik dan sesuai dengan kehendak Tuhan atas diri mereka. 

  • [1] Katekismus Gereja Katolik, diterjemahkan oleh P. Herman Emburu, SVD (Ende: Nusa Indah, 2007), no. 1500-1501. Untuk penulisan selanjutnya, katekismus ini akan disingkat KGK dan diikuti nomor.
  • [2] KGK, no. 1849-1850.
  • [3] KGK, no. 1855-1857.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun