Mohon tunggu...
Frater Milenial (ReSuPaG)
Frater Milenial (ReSuPaG) Mohon Tunggu... Lainnya - Seseorang yang suka belajar tentang berbagai hal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jika Anda tidak mampu mengerjakan hal-hal besar, kerjakanlah hal-hal kecil dengan cara yang besar (Napoleon Hill)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Frater yang adalah Guru

20 September 2021   09:57 Diperbarui: 20 September 2021   10:00 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Frater ... permisi, saya sakit", "Frater ... permisi, mau pulang kampung!", "Frater ... permisi, tidak ikut les agama, lagi malas!", dan masih banyak alasana lain yang mereka ungkapkan untuk menghindari jam pelajaran ini. 

Namun yang paling membuat saya terperanggah ketika saya bertanya kepada seorang siswi, "Mengapa kamu tidak ikut les agama?", Siswi tersebut menjawab dengan nada tegas," Lagi datang Iblis kepada saya ... Frater!. 

Mendengar ungkapan itu, saya tidak bisa berkata-kata apa-apa. Saya hanya terdiam dan merasa sedih, membiarkan dia pergi dari hadapan saya.

*****

Materi yang saya ajarkan hanya seputar pengetahuan dasar dan pengetahuan umum mengenai Iman Katolik. Ternyata, tidak jarang saya menemukan bahwa di antara mereka masih ada yang "kabur" dengan pengetahuan imannya. 

Bahkan arti Tanda Salib pun tidak tahu. Sebagai Frater yang adalah guru, saya harus memiliki nilai lebih. 

Salah satunya adalah menjadi sahabat mereka dan menjadi tempat keluh kesah mereka. 

Banyak pengalaman bahagia dan menyedihkan selama bersama mereka, bahkan kekecewaan yang membuat saya kadang tertawa, marah, tersenyum, dan bingung. Pertemuan saya dengan mereka memberikan makna tersendiri dan peneguh bagi panggilan saya.

Yesus sebagai Guru Agung dan teladan memberikan inspirasi dan peneguh batin dalam suka dan duka bersama dengan anak didik saya. 

Menjadi guru ternyata tidak gampang, harus membutuhkan pengorbanan, kerendahan hati, penyangkalan diri, dan persiapan matang di samping harus menjadi sahabat. 

Kegiatan mengajar merupakan bentuk dari kesaksian hidup saya untuk membangun dan mengembangkan iman anak didik kepada Gereja dan Bangsa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun