Mohon tunggu...
Frater Milenial (ReSuPaG)
Frater Milenial (ReSuPaG) Mohon Tunggu... Lainnya - Seseorang yang suka belajar tentang berbagai hal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jika Anda tidak mampu mengerjakan hal-hal besar, kerjakanlah hal-hal kecil dengan cara yang besar (Napoleon Hill)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Frater yang adalah Guru

20 September 2021   09:57 Diperbarui: 20 September 2021   10:00 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*****

Jumlah anak didik saya ada dua puluh enam orang. 

Tidak jarang dari jumlah yang sedikit itu selalu saja ada yang tidak hadir tanpa penjelasan apapun. Paling menyedihkan lagi bila mereka "cabut" di depan mata alias "bolos". Dari jumlah yang sedikit itu, hanya sekitar belasan murid yang mau bersedia mengikuti les agama, selebihnya entah pergi kemana. 

Namun, yang paling membuat saya habis pikir, ketika pada saat ujian. Mereka yang tidak pernah mengikuti les agama, justru mengikuti ujian. 

Bagaimanakah mereka ini dapat mengisi soal-soal ujian padahal mereka sama sekali tidak mengikuti les agama?, atau mungkin mereka sudah pintar, terlalu pintar, atau sama sekali tidak pintar? Pertanyaan inilah yang selalu membuat saya bertanya-tanya, apabila murid-murid tidak masuk les agama tanpa penjelasan apapun. 

Dalam proses belajar-mengajar, masih banyak diantara mereka yang belum memberikan hati sepenuhnya untuk mengikuti jam pelajaran ini, di mana mereka selalu sibuk dengan dirinya sendiri, baik itu bermain Hp, tidur di kelas, dan ribut sana-sini, bahkan ada yang 3D, 1P (Datang, Duduk, Diam, dan Pulang). 

Mengatasi persoalan-persoalan seperti ini, membuat saya merasa sangat bingung, dilema, bahkan bagaimana saya harus bertindak sebagai seorang Frater yang adalah Guru.

Bagi mereka, seorang Frater itu tidak boleh marah, memukul, apalagi memberi hukuman fisik. Di sinilah, iman dan kesetiaan saya ditantang, apakah saya harus mengalah dan keluar dari situasi ini.

***** 

"Domba-domba-Ku mengenal Aku dan Aku mengenal domba-domba-Ku" (Yoh 10:14). Berdasarkan teks biblis ini saya mencoba untuk mengenal mereka satu persatu, mulai dari nama, alamat rumah bahkan tempat dan tanggal lahir mereka. 

Saya berusaha supaya mereka menerima kehadiran saya dan menjadi bagian dari kelompok mereka. Berhadapan dengan mereka, mengingatkan saya akan kenangan masa lalu ketika saya masih duduk di bangku sekolah pada usia seperti mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun