Mohon tunggu...
Frater Milenial (ReSuPaG)
Frater Milenial (ReSuPaG) Mohon Tunggu... Lainnya - Seseorang yang suka belajar tentang berbagai hal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jika Anda tidak mampu mengerjakan hal-hal besar, kerjakanlah hal-hal kecil dengan cara yang besar (Napoleon Hill)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Khotbah Petrus kepada Orang Bukan Yahudi

18 Desember 2020   08:00 Diperbarui: 18 Desember 2020   08:05 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Khotbah: Frater Milenial (Dok.Pri)

Jika seseorang takut kepada Allah dan melakukan apa yang benar (Mik 6:8), maka ia dapat diterima oleh Allah terlepas dari latar belakang ras, nasionalitas, kelas sosial, dan situasi hidupnya. Allah tidak memperlakukan satu bangsa atau suku lebih istimewa daripada bangsa atau suku-suku yang lain. Keselamatan tidak bisa dipisahkan dari kematian dan kebangkitan Yesus Kristus dan ditawarkan kepada semua orang yang menerima dan mengakui bahwa mereka membutuhkan-Nya.

Petrus meneruskan khotbahnya dengan memberi perhatian pada kehidupan Yesus selama hidup-Nya di dunia. Perhatian ini tampaknya tepat karena orang-orang bukan Yahudi kurang mengenal siapa Yesus dibandingkan dengan orang-orang Yahudi. Walau kurang mengenal, namun Petrus mengandaikan bahwa pelayanan Yesus adalah sebuah pelayanan publik sehingga orang-orang bukan Yahudi mengetahuinya. "Kamu tahu tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai dari Galilea, sesudah baptisan yang diberitakan oleh Yohanes" (ay. 37; bdk 1: 4-5, 22). Karena dilihat sebagai peristiwa publik, maka Kornelius dan semua orang yang berkumpul di rumahnya diandaikan mengetahui apa yang terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai dari Galilea, sesudah baptisan yang diberitakan oleh Yohanes (Luk 3:23; Kis 1:22).

Peristiwa publik Yesus dimulai pada waktu pembaptisan-Nya oleh Yohanes. Pada waktu itu "Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuasa." Ungkapan ini tidak hanya mengingatkan pada baptisan Yesus yang saat itu Roh Kudus turun atas Yesus (Luk 3:20-22), tetapi juga pada khotbah perdana-Nya di Nazaret.

 Pada waktu itu Ia mengklaim bahwa "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku" (Luk 4:18). Pengurapan Roh Kudus inilah yang menjadi sumber kuasa Yesus pada waktu melakukan pelayanan-Nya. Dalam injilnya, Lukas menggambarkan pelayanan Yesus dipengaruhi oleh Roh Kudus. Roh Kudus turun atas-Nya dalam rupa burung merpati pada waktu pembaptisan-Nya (Luk 3:22). Roh Kudus membawa-Nya ke padang gurun (Luk 4:1) dan Roh Kudus membawa Yesus kembali ke Galilea (Luk 4:14).

Kehidupan Yesus selama hidup di dunia diringkas oleh Petrus dengan berfokus pada pelayanan-Nya. Ia berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan orang yang dikuasai Iblis. Perbuatan baik dan penyembuhan Yesus dimungkinkan karena Allah menyertai-Nya. Ungkapan "Allah menyertai-Nya" telah dipakai oleh Stefanus untuk melukiskan Yusuf yang dibebaskan dari semua penderitaannya karena "Allah menyertainya" (Kis 7:9). Ungkapan serupa dipakai untuk menggambarkan kehadiran Allah bersama Maria (Luk 1:28), Yohanes Pembaptis (Luk 1:66), misionaris kristiani di Antiokhia (Kis 11:21) dan Paulus (Kis 18:10). 

Dengan demikian, sumber kuasa Yesus dalam melakukan perbuatan baik, menyembuhkan, dan mengusir setan adalah Allah. Pelayanan Yesus disaksikan oleh para rasul yang kemudian ditugaskan untuk menjadi saksi-Nya (Luk 24:48; Kis 1:8, 22; 2:32; 3:15; 5:32; 10:41; 13:31; 22:15; 26:16). Petrus sebagai juru bicara para rasul bersaksi bahwa Yesus mati karena dibunuh oleh orang Yahudi dengan cara digantung pada kayu salib. Kesaksian ini mengulang apa yang telah dikatakan sebelumnya (Kis 2:36; 3:15; 4:10; 5:30). Dengan kesaksian ini ia barangkali mau menunjukkan bahwa orang Yahudi menganggap Yesus sebagai seorang yang dikutuk oleh Allah (Ul 21:22-23).

Kematian Yesus tidak bisa dipisahkan dari kebangkitan-Nya. Yesus yang mati di kayu salib dibangkitkan oleh Allah pada hari yang ketiga. Yesus yang bangkit itu berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada saksi-saksi yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah (Luk 24:30; 41-43; Kis 1:4, 21-22; bdk Yoh 21). 

Para saksi itu ditugaskan untuk mewartakan kepada seluruh bangsa Israel. Mereka harus mewartakan bahwa Allah telah menentukan Yesus yang bangkit untuk menjadi hakim atas orang hidup dan orang mati pada waktu pengadilan terakhir. Peran Yesus yang bangkit sebagai hakim akan diwartakan lagi oleh Paulus dalam khotbah di Areopagus. "Allah telah menetapkan suatu hari ketika Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu jaminan tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati" (Kis 17:31; bdk. 2Tim 4:1; 1Ptr 4:5; Yoh 5:22, 27).

Pada bagian akhir, Petrus memperkuat khotbahnya dengan mengutip kesaksian para nabi. "Semua nabi bersaksi bahwa siapa saja yang percaya kepada-Nya, akan mendapat pengampunan dosa melalui nama-Nya" (Kis 10:43). 

Kristus menawarkan pengampunan kepada semua orang yang percaya, baik yang berlatar belakang Yahudi maupun bukan Yahudi. Tawaran ini sama seperti yang telah disampaikannya ketika berkhotbah kepada orang Yahudi di Yerusalem pada waktu Pentakosta (Kis 2:38-39). Tawaran pengampunan itu tidak hanya diberikan kepada orang Yahudi tetapi juga orang bukan Yahudi.

 Pencurahan Roh Kudus atas orang bukan Yahudi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun