Pulau Nias tidak menjadi asing bagi saya, sebab sudah beberapa kali saya datang ke pulau Nias. Pada tahun 2013, saya menjalani masa live in selama 2 minggu di Paroki Salib Suci, Nias Barat. Pada tahun 2015, saya menjalani masa live in (setelah selesai menjalani masa Tahun Orientasi Rohani) selama 2 minggu di Paroki St. Bonifasius Alasa, Nias Utara. Dan pada tahun 2019-2020, saya menjalani masa Tahun Orientasi Pastoral (TOP) selama 10 bulan di Paroki Kristus Raja, Gido, Kab. Nias.
     Hari pertama saya datang ke Paroki Kristus Raja, Gido, saya langsung diajak jalan-jalan oleh komunitas pastoran dan komunitas susteran. Setelah beberapa hari tinggal di komunitas pastoran, kami pertemuan komunitas secara khusus menyambut kedatangan saya sebagai anggota komunitas. Saya diterima dengan baik oleh para pastor dan diakon. Dalam pertemuan itu, hal yang ditekankan kepada saya adalah agar saya menjalani masa TOP dengan penuh kegembiraan dan sukacita serta mau dan siap ditegur apabila ada tindakan yang menyimpang. Setelah 1 minggu tinggal di komunitas pastoran, kami pertemuan sekaligus menyampaikan apa saja yang menjadi tugas dan tanggungjawab saya baik itu di komunitas maupun diluar komunitas.
     Saya sangat senang atas tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepada saya. Saya tau bahwa itu adalah sebuah kepercayaan yang diberikan kepada saya. Oleh karena itu, saya harus menjalankannya dan sesuai dengan apa yang diharapkan dari saya. Setelah beberapa bulan saya menjalani masa TOP di Paroki ini tentu banyak kekurangan dan kelemahan yang saya alami. Saya selalu berusaha mengkoordinasi kepada pastor atau diakon apabila ada hal-hal lain yang kurang saya mengerti. Saya juga mau dan siap ditegur apabila dalam tugas dan tanggungjawab itu ada kekurangketelitian saya dalam melaksanakannya. Dan saya juga "Ya, dan siap!!!", apabila pastor paroki menyuruh saya untuk ikut ambil bagian dalam tugas-tugas di luar komunitas (kecuali ke stasi setiap hari minggu) seperti mendampingi Legio Maria, KBG, pertemuan FKUB, menjadi Panitia Natal Desa dan Dekanat, dll.
     Dari semua tugas dan tanggungjawab ini adalah cerminan dalam karya pastoral saya dalam menapaki hidup panggilan untuk menjadi imam yang berbau domba. Satu hal yang menjadi pegangan saya dalam Menjalani Tahun Orientasi Pastoral adalah belajar dan memupuk ilmu agar semakin matang dan dewasa dalam panggilan. Saya sangat senang, karena pastor paroki, pastor rekan dan diakon sungguh-sungguh menuntun saya sehingga saya semakin menyadari akan hidup panggilan saya.
    Dalam pertumbuhan dan perkembangan hidup panggilan saya dalam menjalani masa TOP ini adalah saya harus lebih belajar hidup menurut cita-cita Injil, yang saya diteguhkan dalam iman, harapan dan cinta kasih, agar dengan mengamalkannya saya memperoleh semangat doa dan peneguhan dalam panggilan saya. Selain itu, saya juga harus menumbuhkan pengharapan terhadap pelayan Kristus, yaitu kejujuran, kesetiaan, sopan santun dalam perilaku dan kesederhanaan dalam berbicara yang disertai dengan cinta kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H