Kesimpulannya, ketika berbicara tentang kualitas tidak dibarengi dengan tindakan, kita menghadapi masalah multidimensi yang melibatkan aspek kepemimpinan, budaya organisasi, sumber daya, dan sistem pengukuran. Mengatasi kesenjangan ini membutuhkan pendekatan holistik yang melibatkan perubahan pada level individu, organisasi, dan sistem.
Untuk mencapai kualitas yang sebenarnya, diperlukan komitmen yang kuat, perencanaan yang matang, implementasi yang konsisten, dan evaluasi yang berkelanjutan. Hanya dengan demikian, pembicaraan tentang kualitas dapat diterjemahkan menjadi peningkatan nyata yang berdampak positif pada seluruh pemangku kepentingan.
Referensi:
Jurnal:
- Darling-Hammond, L., Hyler, M. E., & Gardner, M. (2017). Effective teacher professional development. Learning Policy Institute.
- Hattie, J. (2015). The applicability of Visible Learning to higher education. Scholarship of Teaching and Learning in Psychology, 1(1), 79-91.
- Mishra, P., & Koehler, M. J. (2006). Technological pedagogical content knowledge: A framework for teacher knowledge. Teachers College Record, 108(6), 1017-1054.
- Day, C., & Gu, Q. (2014). Resilient teachers, resilient schools: Building and sustaining quality in testing times. Routledge.
Buku:
- Hargreaves, A., & Fullan, M. (2012). Professional capital: Transforming teaching in every school. Teachers College Press.
- Fullan, M. (2015). The new meaning of educational change. Teachers College Press.
- Dweck, C. S. (2016). Mindset: The new psychology of success. Random House.
- Robinson, K., & Aronica, L. (2015). Creative schools: The grassroots revolution that's transforming education. Penguin Books.
- Wiliam, D. (2018). Creating the schools our children need: Why what we're doing now won't help much (and what we can do instead). Learning Sciences International.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H