Mohon tunggu...
Rengga Yudha Santoso
Rengga Yudha Santoso Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer and Writer from STKIP PGRI NGANJUK

Yang biasa bilang Salam LITERASI seharusnya perlu introspeksi sejauh mana berliterasi, apa jangan-jangan hanya sekedar ucapan tanpa aktualisasi agar mendapat apreasiasi? - Rengga Yudha Santoso (a.k.a halalkiri)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Logos Hingga Pathos: Membongkar Kebijakan Pendidikan Lewat Kacamata Aristoteles

8 Juli 2024   08:45 Diperbarui: 8 Juli 2024   08:51 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori Kecerdasan Emosional:

  • Kecerdasan emosional mencakup kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain. Dalam konteks pendidikan, mengembangkan kecerdasan emosional siswa dapat membantu mereka menjadi individu yang lebih berempati dan mampu bekerja sama dengan baik dalam kelompok.
  • Teori Motivasi:

    • Teori motivasi, seperti teori Maslow tentang hierarki kebutuhan, menyatakan bahwa kebutuhan emosional dan psikologis harus dipenuhi sebelum individu dapat mencapai potensi penuh mereka. Penggunaan pathos dapat membantu memenuhi kebutuhan ini dengan memberikan dukungan emosional dan motivasi yang diperlukan.
  • Pathos memainkan peran penting dalam dunia pendidikan dengan menggugah nurani dan emosi, baik bagi siswa maupun pendidik. Melalui cerita inspiratif, lingkungan belajar yang mendukung, dan peran guru sebagai inspirator, pathos dapat memperkaya proses pendidikan. Dengan memahami dasar hukum dan kebijakan pendidikan, serta konsep teoritis yang mendukung penggunaan pathos, kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih empatik dan holistik.

    Dengan demikian, pathos tidak hanya membantu dalam pembelajaran tetapi juga dalam membangun karakter dan kepribadian siswa yang lebih baik. Pendidikan yang berbasis pada empati dan dukungan emosional ini akan menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki kepedulian sosial dan emosional yang tinggi.

    Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun