"Rapat sekali... "
      "Itu dinamakan formasi kura-kura atau testudo. Tameng yang digunakan dilapisi bahan yang tahan api. Pasukan musuh pastilah kesal karena tidak bisa menembusnya kemudian menurunkan pasukannya langsung ke atas dek."
      "Pantas.. Mungkin ada tiga atau empat kapal, benar-benar tidak kelihatan dari sini..."
      "Ya, nyala api akan sedikit membantu meskipun sudah mengecil, nah, pertanyaannya dengan cara apakah kapal itu akan kemari?"
      "Hmm.. Mungkin kapal yang lain yang akan kemari.. Saya lihat kapal di belakangnya sudah menuju utara semua, sepertinya mereka bergabung di situ."
      "Bisa jadi.. Tapi mereka pasti juga akan dihalangi, entah berapa jumlah musuh.. Tapi memang kapal yang di tengah adalah yang paling berani dan pintar. Seharusnya komandan mereka ada di situ atau mungkin seseorang yang sangat berpengalaman..." Panglima Malamo terdiam, seperti teringat sesuatu.
      "Lalu kita bersiap untuk apa? Laju mereka lambat sekali.. apalagi yang di tengah dikeroyok.. bisa-bisa sampai pagi..."
      "Nah, prajurit, itulah yang dinamakan dengan saling percaya antar sesama muslim. Seorang pembawa pesan dari mereka telah menyampaikan pesan 'API MERAH' dan 'ANDANG API'. Kita siapkan saja permintaan itu, semoga Allah membantu mereka..."
      "Untung mereka tidak minta kapal untuk menolong, pas sekali waktunya, yang tersisa hanya kapal dagang dan angkutan saja..." teropong yang dipegang prajurit tadi goyang, barusan terdengar suara yang menggelegar di udara. Lebih keras daripada suara dentuman di awal tadi, beberapa kali, kemudian terhenti.
      "Akhirnya..." ucap Malamo.
      Seluruh prajurit di pantai terkejut dan melihat ke arah depan tempat sebuah kapal berjibaku melawan kepungan musuh yang sudah tidak bisa lagi menahan kesabarannya.