Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Catatan Abdi Dalem (Bagian 26, Bumi Kenyalang) - Kompetisi Satria

8 April 2024   09:06 Diperbarui: 8 April 2024   09:10 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: freepik.com

            "Tenaang! Yang penting kamu menang Lem, iku sik penting!" logat jawa Abdi muncul.

            "Wooh, wis sue Di gak nganggo boso jowo," keduanya dengan riang meneruskan obrolan bahkan lama setelah sholat subuh berjamaah.

            Dalam hati, Abdi berpikir, untung Dalem tidak bertanya, 'kok bisa terbang Di, di pantai kan landai semua enggak ada tempat tinggi'.

~

            Sisa dua hari dimanfaatkan betul oleh seluruh pasukan yang berada di tenda untuk merapikan seluruh perlengkapan, mengubur dan membakar sampah-sampah sisa makanan dan kakus, membersihkan lapangan yang dipakai untuk mendirikan tenda, sehingga ketika sudah saatnya meninggalkan basecamp semuanya kembali seperti sebelum mereka gunakan. Abdi dan Dalem terlihat ikut sibuk membantu di sana-sini, untung barang bawaan keduanya hanya sedikit. Sekarang ditambah dengan gada besar dan satu set perlengkapan paralayang. Berpamitan dengan petugas jaga yang berada di sana dan juga beberapa mahasiswa yang ikut turun membantu, kedua komandan memutuskan mereka akan ke kapal malam hari dan menginap semalam di kapal, sebelum berangkat pada keesokan harinya.

            Abdi dan Dalem menempati kamar yang sama saat mereka berangkat, tidak berubah sama sekali, hanya diisi dua buah kasur empuk dan satu jendela bulat. Paginya rombongan ini meneruskan perjalanan ke Mamluk. Semua tampak cerah ketika perjalanan dimulai kembali, Abdi dan Dalem berada di dek belakang menikmati pemandangan yang indah ketika kesembilan kapal melaju laut lepas.

            "Di, benda apa sih ini di dek belakang? mengganggu pemandangan saja, aku kan jadi gak bisa melihat bebas ke samping kanan dan kiri kalau lagi santai."

            "Eh, ooh ituu.. Hmm, itu eee.. nanti deh Lem aku kasih tahu, panjang ceritanya."

            "Heh!? Apa maksudmu Di?"

            "Sudahlah, yang penting suasana yang indah ini masih bisa kita nikmati, tinggal naik bangku aja di dek belakang kalau mau lihat ke samping kiri atau kanan Lem..." ucap Abdi diiringi suara rangkong yang semakin jauh terdengar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun