Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Catatan Abdi Dalem (Bagian 25, Bumi Kenyalang) - Angin yang Menerbangkan

7 April 2024   09:43 Diperbarui: 7 April 2024   09:47 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Sekitar satu jam kemudian terlihat di langit beberapa bentuk yang mudah dikenali, seperti ikan besar, kupu-kupu, burung, dan bentuk ketupat yang mendominasi hampir di setiap sudut.

            Imam Hassan berkeliling melihat satu-satu sambil mengobrol ringan dengan orang-orang di sana, yang sekarang sudah bercampur baur dengan masyarakat sekitar. Ternyata kegiatan ini merupakan hiburan yang sangat diminati mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Sementara itu Abdi berdiri di dekat ujung bukit untuk melihat para mahasiswa yang tadi berkata akan 'terbang' dengan kain alas sujudnya. Ia masih belum percaya dengan kata-kata para mahasiswa, bahkan hingga saat ini.

            Abdi berdiri tak jauh dari tempat yang diistilahkan dengan tempat 'tinggal landas', entah apa maksudnya, namun ia sangat sabar menunggu hingga satu jam setelah sholat Ashar berjamaah. Akhirnya setelah persiapan yang cukup lama, salah seorang dari mahasiswa yang tadi memasang beberapa tali di tubuhnya membuka kain ke atas. Kain itu memanjang ditiup angin dan menarik tubuhnya sesaat, namun tak bisa membawanya terbang.

            "Belum itu mas Abdi, tunggu nanti setelah ia loncat dari atas tebing..." ujar salah seorang mahasiswa yang sepertinya bisa berbahasa jawa.

            "Eh, iya, tak kira tadi..." belum sempat Abdi menyelesaikan kata-katanya, mahasiswa yang membawa kain terbentang itu berlari ke ujung bukit dan melompat. Kengerian sempat muncul di benaknya, tetapi pemandangan selanjutnya membuat seluruh perasaan Abdi ikut melayang bersama orang yang ternyata tidak jatuh namun terbang di angkasa.

            "Terbang.. ia benar-benar terbang..." mata Abdi terpaku pada pemandangan yang menurutnya sangat menakjubkan, membuat seluruh khayalannya seakan ada di dunia nyata.

            "Sudah lama aku membayangkan.. berkhayal.. dari kecil..."

            "Untuk terbang?" tanya mahasiswa tadi.

            "Ya.. terbang.. luar biasa..." dilihatnya mahasiswa yang terbang tadi berbelok ke arah kanan melawan sedikit arah angin yang berhembus, ia pun kembali fokus melihat, mulutnya ternganga.

            "Kalau anginnya tidak begitu kencang seperti sekarang sangatlah menyenangkan. Oh iya, dia akan mendarat di sebelah sungai itu," ucap mahasiswa tadi.

            "Eh, sungai! Sungai itu maksudmu?" Abdi menunjuk ke arah sebelah kiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun