Abdi terlihat bengong, namun Dalem langsung menyahut,
"Eh.. haha, i.. iya itu diberi sama.. eh.. sama Rad..."
      "Hahaha, tak perlu malu, memang Kerajaan Mataram salah satu yang terbesar kok di Nusantara ini. Itu wajar, asal memang uang halal kan," seperti ada sinar di kerlingan Imam Hassan.
      "Eh.. I.. iya halal kok Imam Hassan.. halal.. ini uang halal..." ucap Abdi sambil menunjuk tas yang dibawanya.
      "Oh, syukurlah kalau begitu, tidak perlu potong tangan sepertinya," kali ini ia tersenyum lebar.
      Abdi dan Dalem hanya senyum-senyum saja. Mereka pun tak meneruskan obrolan lebih lama dan segera berpamitan, Imam Hassan menambahkan sesuatu sebelum mereka pergi.
      "Oh, iya kita nanti akan mampir ke Sarawak..."
      Mereka pun kembali menaiki Bullock Cart ditemani prajurit Malaka untuk menuju ke penginapan. Lambaian tangan Imam Hassan di belakang mereka membawa ketenangan dan keberanian untuk melanjutkan petualangan berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H