DUAAKKK!!
      Berhasil lepas, ia pun menghampiri Dalem yang sepertinya sangat kelelahan dan segera memegang bahu sebelah kirinya. Tangan kiri Dalem sedikit lecet, matanya tampak sangat mengantuk namun ia berusaha keras untuk berdiri.
      "Di.. usir mereka dulu..." Abdi ternyata tak bisa berbalik untuk sementara, pandangannya terpaku pada sesosok badan yang terbujur di lantai.
      Pakaian khasnya yang berwarna kekuningan amat dikenal Abdi. Dalem yang melihatnya terhenti segera berkata.
      "Masih hidup.. Pak Affar masih hidup Di..." kata-kata ini segera membangkitkan amarah Abdi namun entah kenapa kepalanya terasa agak berat. Dirasakannya ujung payung ternyata terbuat dari logam yang cukup tajam namun sudah berkarat. Ia pun berbalik, orang yang pertama dipukulnya tadi telah berdiri dan berhasil membopong temannya, mereka menuju pintu keluar kamar kecil. Abdi berlari dan membalik payungnya sehingga ujung yang tajam berada di depan. Orang yang membopong segera menarik temannya menjauh dan berjalan cepat menuju pintu kamar kecil.
      TSUT! TSUT! TSUT TSLEB!
      Abdi berhasil menggores tangan kanan dan menusuk bagian dada si pembopong. Ia hampir terjatuh, namun berpegangan pada gagang pintu.
      Entah kenapa kepala Abdi terasa berat,
"Sudah kugores, tenang saja..." kata temannya yang akhirnya bisa berdiri meskipun sempoyongan, darah masih ada di kepalanya.
      "ABDI JANGAN DIKEJAR! PERGI! PERGI KALIAN!" teriakan Dalem menggema di lorong. Kedua penyerang tadi segera bangkit,
      "yang itu benar-benar kuat.. belum tertidur.. padahal sudah..."