Mereka pun tertawa riang sambil memasuki gedung bersama-sama. Ternyata ada undangan khusus yang harus diserahkan. Pak Affar mengeluarkan secarik perkamen berlambang kerajaan Malaka.
      "Bole bawe due orang lain, Abdi.. Dalem..." senyum Pak Affar kepada keduanya yang mengangguk singkat, sibuk melongok ke arah dalam gedung.
      Sepertinya mereka akan berada di tempat yang berbeda dengan para pengunjung yang lain. Benar saja, Pak Affar berjalan menaiki tangga di samping kanan sementara para pengunjung lainnya lurus menuju bagian tengah gedung di lantai satu.
      "Wah, sepertinya tempat kita berbeda dengan yang lain ya Pak Affar?" Abdi segera bertanya.
      "Ade yang kasih undangan ini ke saye Abdi, karne beliau berhalangan. Alhamdulillah rezeki saye bisa ke tempat ni bersame kalian."
      Abdi dan Dalem segera berterima kasih.
      Di bagian atas rupanya telah disiapkan deretan kursi yang ditempatkan dalam kelompok-kelompok. Terbaca dari tempat Abdi dan Dalem di meja terdepan deretan paling kanan tulisan "BRUNEI DARUSSALAM" dan di deretan sebelahnya "SARAWAK".
      "Tunggu dulu.. berarti.. Di ayo coba cari!" Dalem mencoba mengajak Abdi yang ternyata sudah duluan melangkah ke deretan sebelah kiri, sama seperti Dalem, melihat tulisan di ujung terdepan.
      Berjalan hampir ke ujung, matanya tampak terpancang di tulisan pada meja depan. Sejenak Dalem menyadari Abdi sudah menemukannya, namun ia heran kenapa Abdi masih meneruskan langkahnya ke arah ujung. Setelah beberapa saat Abdi pun memanggil Dalem untuk mendekat.
      "Sini Lem! Sini!" tangannya mengajak Dalem untuk segera mendekat.
      Abdi tampak melihat sekeliling empat deretan paling kiri. Sementara itu Dalem baru sampai di tempat tadi Abdi pertama kali terpaku melihat tulisan di meja depan. Sama seperti Abdi, Dalem pun terpaku sejenak melihat ke arah depan, dan benar saja dugaan Dalem tulisan "MATARAM' cukup jelas terlihat dari sana. Tampak di depan tulisan itu lima orang sudah duduk di kursi mengenakan baju seragam yang amat dikenali Dalem. Tampak heran, Dalem pun melanjutkan langkahnya ke arah Abdi yang masih saja mengawasi sekeliling.