Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kebakaran Hutan dan Polusi Udara, Tantangan Berat di Puncak Musim Kemarau

8 September 2023   11:15 Diperbarui: 14 September 2023   13:54 1168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara Indonesia merayakan Hari Kemerdekaan dengan meriah, Kalimantan Barat terus berjuang melawan masalah kualitas udara yang sangat buruk akibat kebakaran hutan dan lahan yang meluas.

Kondisi serupa juga terjadi di Jakarta, meskipun dengan penyebab yang berbeda. Kualitas udara di ibu kota juga mengalami penurunan signifikan, terutama pada bulan Agustus, meskipun bukan akibat langsung dari kebakaran hutan dan lahan. 

Jakarta menghadapi masalah emisi polutan dari kendaraan bermotor yang semakin tinggi serta dari sektor industri, terutama permbangkit listrik.

Kondisi kualitas udara yang semakin buruk juga meluas ke wilayah Kalimantan Tengah, yang ikut terpengaruh oleh bertambahnya titik panas. 

Peningkatan konsentrasi PM 2,5 pada tanggal 2 September 2023 di Tjilik Riwut mencapai 118 mikrogram per meter kubik, masuk dalam kategori tidak sehat.

Sumatera Selatan juga merasakan dampak buruk dari peningkatan jumlah titik panas, terutama selama puncak musim kemarau. Di Palembang, konsentrasi PM 2,5 mencapai 229 mikrogram per meter kubik pada 2 September 2023, masuk dalam kategori Sangat Tidak Sehat.

Selain kebakaran hutan dan lahan, kondisi cuaca yang kering namun dengan tingkat kelembaban tinggi terutama di malam hari di beberapa wilayah Indonesia semakin memperparah situasi. 

Kelembaban udara yang tinggi dalam iklim tropis dapat mengakibatkan akumulasi polutan di udara, meningkatkan risiko kualitas udara yang buruk.

Kualitas udara yang buruk bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga dampaknya dapat berdampak jangka panjang pada lingkungan dan ekonomi. 

Untuk mengatasi masalah ini, upaya pencegahan dan mitigasi kebakaran hutan dan lahan harus ditingkatkan, dan pemerintah harus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengurangi emisi polutan di berbagai sektor, termasuk transportasi. Selain itu, kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan udara bersih juga harus ditingkatkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun