Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Hari Remaja Internasional dan Keterampilan Hijau untuk Dunia Berkelanjutan

11 Agustus 2023   12:02 Diperbarui: 11 Agustus 2023   12:08 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: freepik.com

Mengasah Keterampilan Hijau untuk Menciptakan Dunia Berkelanjutan 

Setiap tahunnya, tanggal 12 Agustus menghampiri kita dengan sebuah peringatan yang mampu menginspirasi dan membakar semangat kaum muda di seluruh dunia. Hari Remaja Internasional, yang juga dikenal sebagai International Youth Day, bukanlah sekadar catatan dalam kalender. Ia merupakan panggilan untuk memahami peran penting generasi muda dalam mendorong perubahan sosial dan membangun masa depan yang lebih baik. Tahun ini, tema yang diusung oleh peringatan ini adalah "Keterampilan Hijau untuk Pemuda: Menuju Dunia yang Berkelanjutan".

Melalui rekomendasi yang lahir dari World Conference of Ministers Responsible for Youth pada tahun 1998 di Lisbon, semangat peringatan ini telah menjalar ke seluruh penjuru dunia. Seiring berjalannya waktu, pada tanggal 17 Desember 1999, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan tegas menetapkan tanggal 12 Agustus sebagai Hari Remaja Internasional melalui resolusi 54/120 Tahun 1999. Dengan demikian, satu momentum istimewa tercipta untuk merayakan semangat, aspirasi, dan kreativitas kaum muda.

Kita hidup dalam era di mana perubahan iklim, kerusakan lingkungan, dan keberlanjutan semakin mendesak menjadi sorotan utama. Inilah alasan mengapa tema "Keterampilan Hijau untuk Pemuda: Menuju Dunia yang Berkelanjutan" menjadi begitu relevan dan menarik perhatian tahun ini. Pendidikan dan keterampilan yang ramah lingkungan menjadi landasan yang diperlukan agar generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam merespons krisis global ini.

Dalam konteks ini, Hari Remaja Internasional menjadi panggung bagi pemuda-pemudi untuk menjelajahi dan memperoleh pemahaman mendalam mengenai apa yang diperlukan untuk menciptakan dunia yang berkelanjutan. Keterampilan hijau tidak hanya mencakup aspek lingkungan, tetapi juga mencakup penerapan teknologi berkelanjutan, pengelolaan sumber daya yang bijak, dan promosi budaya perdamaian.

Kita telah menyaksikan bagaimana anak muda di berbagai belahan dunia telah mengambil inisiatif dalam berbagai bidang. Dari gerakan lingkungan yang kuat hingga proyek-proyek inovatif untuk mengatasi masalah kelaparan dan kemiskinan, semangat para pemuda membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk meraih perubahan positif. Hari Remaja Internasional bukan hanya tentang merayakan mereka, tetapi juga menginspirasi kita semua untuk mendukung dan memberdayakan mereka.

Sejalan dengan semangat ini, lembaga-lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, dan pemerintah di seluruh dunia memiliki tanggung jawab bersama untuk memberikan pendidikan yang relevan dan keterampilan yang dibutuhkan. Dengan investasi pada pendidikan berbasis keterampilan hijau, kita sedang membantu pemuda-pemudi mengambil peran mereka dalam menciptakan masa depan yang berkelanjutan.

Hari Remaja Internasional tahun ini mengingatkan kita bahwa perubahan nyata dimulai dari perubahan individu. Setiap langkah kecil menuju pemahaman lingkungan dan budaya perdamaian memiliki dampak besar. Pemuda-pemudi memiliki energi, semangat, dan kemampuan untuk mengubah dunia, dan kita perlu memberikan dukungan dan panduan yang tepat bagi mereka.

Masalah-masalah di Usia Remaja

Usia remaja adalah tahap transisi yang penuh tantangan dalam perkembangan seseorang. Berbagai masalah dan pertanyaan sering muncul selama periode ini, mengingat perubahan fisik, emosional, sosial, dan psikologis yang berlangsung dengan cepat. Beberapa masalah umum yang sering dialami oleh remaja meliputi:

Identitas dan Jati Diri: Remaja sering merenungkan siapa mereka sebenarnya, apa nilai-nilai mereka, dan bagaimana mereka ingin dikenal di lingkungan sosial. Ini bisa menjadi proses yang penuh kebingungan dan kadang-kadang menimbulkan stres.

Perubahan Fisik: Perubahan hormon mengakibatkan perubahan fisik, seperti pertumbuhan tubuh, perubahan suara pada laki-laki, perkembangan payudara pada perempuan, dan munculnya jerawat. Perubahan ini bisa memengaruhi citra diri dan rasa percaya diri.

Pertemanan dan Sosialisasi: Pertemanan menjadi sangat penting bagi remaja. Mereka mencoba untuk mendapatkan pengakuan dari teman sebaya dan merasakan tekanan untuk "masuk" ke dalam kelompok tertentu. Masalah seperti tekanan teman, pertengkaran, dan pertemanan yang kompleks seringkali muncul.

Stres Akademis: Beban tugas sekolah yang semakin berat dan tuntutan untuk mencapai hasil akademis yang baik bisa menyebabkan stres dan kecemasan. Persaingan di dunia pendidikan sering membuat remaja merasa tertekan.

Perubahan Emosional: Perubahan hormon juga dapat memengaruhi suasana hati dan emosi. Remaja sering mengalami perasaan naik turun yang intens, termasuk kecemasan, depresi, dan marah.

Konflik dengan Orang Tua: Ketika remaja mulai mencari identitas dan otonomi, konflik dengan orang tua bisa meningkat. Ketidaksepakatan tentang aturan, tanggung jawab, dan aspirasi masa depan bisa menjadi sumber ketegangan.

Tingkat Kepercayaan Diri: Ketidakpastian dan tekanan sosial bisa mempengaruhi tingkat kepercayaan diri remaja. Citra tubuh, prestasi, dan hubungan antarpersonal dapat memainkan peran dalam merasa kurang percaya diri.

Penggunaan Teknologi: Teknologi dan media sosial dapat mempengaruhi kesehatan mental dan interaksi sosial remaja. Masalah seperti kecanduan media sosial, tekanan untuk membandingkan diri dengan orang lain secara online, dan risiko siber menjadi isu yang signifikan.

Kesehatan Mental: Beberapa remaja menghadapi masalah kesehatan mental serius, seperti depresi, kecemasan, gangguan makan, dan niat bunuh diri. Penting untuk memperhatikan tanda-tanda ini dan mencari bantuan profesional jika diperlukan.

Pelecehan dan Kekerasan: Sayangnya, beberapa remaja mengalami pelecehan atau kekerasan baik di lingkungan sekolah maupun sosial. Ini bisa menyebabkan trauma dan memiliki dampak jangka panjang pada kesejahteraan mereka.

Dalam mengatasi masalah-masalah ini, dukungan dari keluarga, teman, dan profesional kesehatan mental sangatlah penting. Konseling, pendidikan tentang kesehatan mental, dan menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung adalah langkah penting untuk membantu remaja menghadapi tantangan ini dan berkembang menjadi individu yang sehat dan berkualitas.

Remaja di Indonesia

Indonesia, tanah yang subur dengan kekayaan budaya dan sumber daya alam, juga memiliki aset berharga yang kadang terlupakan---generasi muda yang penuh potensi. Data terbaru menunjukkan bahwa pada tahun 2022, jumlah penduduk remaja Indonesia, yang berada di rentang usia 10 hingga 19 tahun, mencapai angka yang mengesankan. Dalam angka, ini berarti 22,16 juta jiwa berusia 15 hingga 19 tahun, serta 22,09 juta jiwa di usia 10 hingga 14 tahun. Angka ini bukan sekadar statistik, tetapi juga cerminan dari masa depan bangsa yang penuh harapan.

Penting untuk menyadari bahwa remaja bukanlah hanya sekelompok usia dalam statistik demografi. Mereka adalah pembawa mimpi dan ambisi yang tak terbatas. Masa remaja adalah tahap di mana penemuan jati diri dan eksplorasi potensi dilakukan. Tidak hanya itu, tetapi juga masa yang menentukan bagaimana generasi mendatang akan membentuk perubahan dan menghadapi tantangan.

Namun, dengan potensi yang luar biasa ini, juga datang tanggung jawab yang besar. Remaja Indonesia, seperti remaja di seluruh dunia, memerlukan dukungan dan fasilitas yang memungkinkan mereka untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Pendidikan adalah kunci untuk membuka pintu ke masa depan yang lebih cerah. Ini adalah saat yang krusial dalam menanamkan nilai-nilai seperti tanggung jawab sosial, etika kerja, dan apresiasi terhadap lingkungan alam.

Dalam konteks tema Hari Remaja Internasional tahun ini, "Keterampilan Hijau untuk Pemuda: Menuju Dunia yang Berkelanjutan", angka yang menggambarkan jumlah remaja di Indonesia menjadi semakin penting. Dengan tantangan perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang semakin mendesak, generasi muda harus dilengkapi dengan keterampilan yang ramah lingkungan. Keterampilan ini mencakup pemahaman tentang praktik berkelanjutan, teknologi hijau, dan tanggung jawab terhadap keberlanjutan bumi.

Namun, keterampilan bukanlah satu-satunya faktor. Dukungan dari keluarga, pendidik, dan masyarakat secara keseluruhan adalah elemen penting dalam membantu remaja mencapai potensi penuh mereka. Kita harus menciptakan lingkungan di mana remaja merasa didengar, dihargai, dan didorong untuk berkontribusi positif.

Generasi muda Indonesia juga memiliki keunggulan dalam teknologi dan konektivitas. Dengan akses yang semakin mudah ke informasi dan sumber daya digital, remaja memiliki potensi untuk mengatasi berbagai masalah dengan ide-ide inovatif mereka. Inisiatif-inisiatif seperti program pelatihan digital, pengembangan aplikasi berkelanjutan, dan gerakan sosial di media sosial adalah contoh bagaimana remaja dapat memimpin perubahan dalam skala yang lebih luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun