Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Hepatitis: Ancaman Tersembunyi di Balik Kesehatan Hati

28 Juli 2023   10:27 Diperbarui: 28 Juli 2023   10:34 1104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi: freepik.com

Hepatitis adalah penyakit serius yang menyerang organ hati manusia. Organ ini berperan vital dalam tubuh kita, mengatur berbagai fungsi penting, termasuk pemrosesan makanan dan detoksifikasi. Sayangnya, hepatitis dapat menjadi ancaman nyata karena adanya virus atau faktor lain yang menyebabkan peradangan pada hati.

Dalam peringatan Hari Hepatitis Sedunia pada tanggal 28 Juli ini, mari kita berbicara tentang penyebab dan jenis-jenis hepatitis yang ada. Hepatitis dapat disebabkan oleh virus, seperti hepatitis A, B, C, D, dan E. Selain itu, ada juga hepatitis non-viral, seperti hepatitis alkoholik dan hepatitis autoimun yang disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebihan atau gangguan sistem kekebalan tubuh.

Mengenang Jasa Dr. Blumberg: Mengungkap Misteri Hepatitis B

Penting bagi kita untuk mengenang para pahlawan ilmuwan yang telah membawa perubahan besar dalam dunia medis. Dr. Baruch Blumberg, pemenang Nobel yang ulang tahunnya menjadi momen penting peringatan Hari Hepatitis Sedunia, adalah sosok yang sangat berjasa dalam penemuan dan pemahaman tentang hepatitis B (HBV).

Dr. Blumberg berhasil menemukan virus HBV dan mengembangkan tes diagnostik serta vaksin untuk melawan virus ini. Kontribusinya telah menyelamatkan jutaan nyawa dan menjadi tonggak penting dalam upaya global untuk memberantas hepatitis B.

Tantangan Global: Hepatitis B dan C

Meskipun telah ada penemuan vaksin untuk hepatitis B, penyakit ini masih menjadi perhatian utama di banyak negara. Di seluruh dunia, ada sekitar 290 juta orang yang hidup dengan hepatitis B, dan lebih dari 700.000 orang meninggal setiap tahun akibat komplikasi yang disebabkan oleh virus ini.

Selain hepatitis B, hepatitis C juga merupakan tantangan global serius. Virus hepatitis C (HCV) menyebar melalui kontak dengan darah yang terinfeksi. Hal ini sering terjadi melalui jarum suntik bersama, transfusi darah yang tidak aman, atau praktik medis yang kurang steril. Sayangnya, sekitar 70 juta orang di seluruh dunia hidup dengan hepatitis C.

Tantangan Nasional: Kesadaran dan Akses ke Perawatan

Hepatitis merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di dunia, termasuk di Indonesia. Hepatitis adalah peradangan pada hati yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi oleh virus Hepatitis B dan C. Prevalensi Virus Hepatitis B dan C yang tinggi di Indonesia menunjukkan bahwa ini merupakan masalah serius yang memerlukan perhatian serius dari pihak berwenang dan masyarakat.

Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa sekitar 18 juta orang di Indonesia terinfeksi Virus Hepatitis B, sedangkan sekitar 2,5 juta orang terinfeksi Virus Hepatitis C. Kedua virus ini memiliki potensi yang sangat infeksius dan dapat menyebabkan komplikasi serius seperti sirosis hati, kanker hati, dan bahkan kematian jika tidak ditangani dengan baik.

Indonesia sebagai salah satu negara yang proaktif dalam menangani masalah Hepatitis, memprakarsai upaya agar penyakit ini mendapat perhatian dunia. Hal ini ditunjukkan dengan adanya resolusi dalam sidang Majelis Kesehatan Dunia atau World Health Assembly (WHA) ke-63 tahun 2010. Resolusi tersebut menyerukan kepada semua negara di dunia untuk melakukan Penanggulangan Hepatitis secara komprehensif, mulai dari pencegahan hingga pengobatan.

Selain itu, sebagai tindakan konkret untuk meningkatkan kesadaran dan perhatian terhadap masalah Hepatitis, ditetapkanlah World Hepatitis Day atau Hari Hepatitis Dunia yang diperingati setiap tanggal 28 Juli. Pada hari ini, diadakan berbagai kegiatan dan kampanye yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang Virus Hepatitis, faktor risiko, serta upaya pencegahan dan pengobatannya.

Upaya penanggulangan Hepatitis di Indonesia dan dunia memerlukan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi kesehatan, tenaga medis, serta partisipasi aktif dari masyarakat. Dengan kesadaran dan upaya bersama, diharapkan dapat mengurangi beban penyakit Hepatitis dan meningkatkan kualitas hidup bagi masyarakat yang terkena dampaknya.

Di tingkat nasional, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang hepatitis dan pencegahannya. Sosialisasi mengenai pentingnya vaksinasi hepatitis B sejak dini dan penggunaan jarum suntik steril dapat membantu mengurangi penyebaran virus ini.

Tidak hanya itu, akses ke perawatan dan pengobatan juga menjadi faktor penting dalam memerangi hepatitis. Pemerintah harus memastikan ketersediaan tes diagnostik dan obat-obatan yang terjangkau untuk mereka yang terinfeksi.

Bagi yang belum tahu, berikut perbedaan masing-masing tipe hepatitis:

1. Hepatitis A

Penyebab: Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV) dari famili Picornaviridae. HAV biasanya menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh tinja orang yang terinfeksi. Hal ini sering terjadi dalam kondisi sanitasi yang buruk atau kurangnya kebersihan di daerah dengan akses air yang terbatas.

Gejala: Gejala hepatitis A sering muncul secara bertahap dan termasuk demam, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, nyeri perut, dan kuning pada kulit dan mata (jaundice).

Penularan: Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi atau mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi HAV.

Pencegahan: Vaksinasi hepatitis A merupakan cara yang efektif untuk mencegah infeksi. Selain itu, menjaga kebersihan dan menghindari konsumsi makanan yang tidak terjaga kebersihannya juga penting dalam pencegahan hepatitis A.

2. Hepatitis B

Penyebab: Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV) dari famili Hepadnaviridae. HBV menyebar melalui cairan tubuh, seperti darah, air mani, dan cairan vagina dari orang yang terinfeksi.

Gejala: Gejala hepatitis B bisa ringan hingga parah, atau bahkan tanpa gejala sama sekali. Gejala yang mungkin muncul termasuk kelelahan, mual, muntah, kuning pada kulit dan mata (jaundice), serta nyeri perut.

Penularan: Penularan hepatitis B dapat terjadi melalui kontak seksual tanpa pengaman, penggunaan jarum suntik bersama dengan orang yang terinfeksi, atau dari ibu yang terinfeksi ke bayi saat proses persalinan.

Pencegahan: Vaksinasi hepatitis B sangat dianjurkan, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi terinfeksi. Selain itu, menghindari penggunaan jarum suntik bersama dan menggunakan alat medis yang steril juga merupakan langkah-langkah pencegahan yang efektif.

3. Hepatitis C

Penyebab: Hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV) dari famili Flaviviridae. HCV menyebar melalui darah yang terkontaminasi dengan virus.

Gejala: Sebagian besar orang yang terinfeksi HCV mungkin tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Namun, pada kasus kronis, gejala yang mungkin muncul termasuk kelelahan, mual, muntah, nyeri perut, serta kuning pada kulit dan mata (jaundice).

Penularan: Penularan hepatitis C sering terjadi melalui penggunaan jarum suntik bersama dengan orang yang terinfeksi, transfusi darah yang tidak aman, atau praktik medis yang kurang steril.

Pencegahan: Menghindari penggunaan jarum suntik bersama, transfusi darah yang tidak aman, dan penggunaan alat medis yang tidak steril merupakan langkah pencegahan penting untuk mengurangi risiko penularan HCV.

4. Hepatitis D

Penyebab: Hepatitis D disebabkan oleh Delta Hepatitis Virus (HDV). Namun, HDV memerlukan keberadaan virus hepatitis B (HBV) untuk dapat menyebabkan infeksi. Ini disebut sebagai infeksi ko-infeksi atau superinfeksi HDV pada individu yang sudah terinfeksi HBV.

Gejala: Gejala hepatitis D mirip dengan hepatitis B, termasuk kelelahan, nyeri perut, kuning pada kulit dan mata (jaundice), dan mual.

Penularan: Penularan hepatitis D mirip dengan HBV, melalui cairan tubuh seperti darah dan air mani yang terkontaminasi.

Pencegahan: Vaksinasi hepatitis B akan melindungi dari infeksi hepatitis D. Namun, belum ada pengobatan khusus untuk hepatitis D, dan penanganan fokus pada mengelola infeksi hepatitis B yang mendasari.

5. Hepatitis E

Penyebab: Hepatitis E disebabkan oleh virus hepatitis E (HEV) dari famili Hepeviridae. HEV menyebar melalui air yang terkontaminasi oleh tinja orang yang terinfeksi.

Gejala: Gejala hepatitis E mirip dengan hepatitis A, termasuk demam, mual, muntah, kuning pada kulit dan mata (jaundice), dan nyeri perut.

Penularan: Penularan utama terjadi melalui konsumsi air yang terkontaminasi oleh tinja orang yang terinfeksi HEV.

Pencegahan: Mencegah kontaminasi air minum dan makanan adalah langkah pencegahan utama untuk hepatitis E.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun