Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Surrogate Mother: Antara Kontroversi dan Kebutuhan Hidup

18 Juli 2023   12:19 Diperbarui: 18 Juli 2023   12:29 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
praktek surogasi. ilustrasi: freepik.com

Harmonisasi Etika dan Perlindungan

Untuk menjaga keseimbangan antara aspirasi individu dan perspektif sosial, diperlukan pendekatan holistik yang menghormati etika, hukum, dan perlindungan semua pihak yang terlibat dalam proses surogasi.

pendidikan dan kesadaran publik penting untuk menghilangkan stigma dan kesalahpahaman yang mungkin terkait dengan praktek ibu pengganti. Dengan memperkuat pemahaman tentang proses ini, masyarakat dapat mendukung dan menghormati keputusan individu yang memilih ibu pengganti sebagai jalan terakhir untuk mencapai impian mereka.

Nabi Muhammad SAW sendiri telah menyebutkan praktek surogasi ini sebagai tanda-tanda akhir zaman di puncak-puncaknya berdasarkan hadits riwayat Muslim dari Umar bin Khattab RA.

"Lelaki itu berkata lagi, "Beritahukan kepadaku kapan terjadinya Kiamat." Nabi SAW menjawab, "Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya." Dia pun bertanya lagi, "Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya!" Nabi menjawab, "Jika budak wanita telah melahirkan tuannya, jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju (miskin papa) serta penggembala kambing telah saling berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi." (HR Muslim).

Ada pertanyaan penting yang sebenarnya harus dijawab, mungkin akan penulis bahas di kesempatan lain, seperti apa yang membuat infertilitas banyak terjadi saat ini? Apakah pengaruh makanan atau gaya hidup?

Nah, kemudian saatnya sekarang untuk pertanyaan serius, surogasi atau poligami?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun