Duk! Duk! Duk!
'Nak... nak... kemarilah...'
Kali ini ia yakin langkah-langkah itu sudah mulai menaiki tangga, pikirannya kalut, seluruh otaknya segera ingin mencari jalan keluar, matanya dengan sigap melihat satu tempat persembunyian, di bawah kolong tempat tidurnya sendiri.
Dengan satu gerakan cepat ia memasukkan tubuhnya ke bawah kolong yang cukup lebar itu, namun seluruh gerakan dan pandangannya segera terhenti. Matanya menatap ke sesosok makhluk yang berbaring ke samping menghadapnya.
Itu siluet Ibunya!
"Sssst, jangan berisik, di luar itu bukan ibu," ucap siluet itu dengan telunjuk separuh berbentuk bayangan menyentuh bibir tuanya.
Lisa hanya bisa menelan ludah, tangannya bergetar hebat, seluruh bulu kuduknya berdiri, ia tak bisa berkata apa-apa, sementara itu suara-suara langkah dari luar semakin keras terdengar mendekati pintu kamar.
"Sini Nak, sini... kemarilah..." ucap suara dari siluet di kolong tempat tidurnya itu, membuat mata Lusi membelalak ketakutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H