Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Nak, Nak, Kemarilah

15 Mei 2023   14:30 Diperbarui: 21 Mei 2023   21:47 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan cekatan Lusi membuka pintu dan menuruni tangga, sesekali langakah kakinya melambat sembari menajamkan telinga mendengar asal suara yang kini menghilang tiba-tiba.

Pandangannya hati-hati ke arah dapur, melihat dan mencari ibunya, siapa tahu sudah berdiri di situ, mengambil minum atau sekedar duduk di kursi dekat meja makan. Namun ia tak menemukan apa-apa. Lusi kemudian melanjutkan langkahnya ke arah ruang tidur bawah tempat ibunya tidur.

Pintu dibukanya perlahan, supaya tak membangunkan ibunya jikalau memang masih tidur. Benar saja, setelah pintu dibuka ia melihat siluet punggung perempuan tua dengan rambut putih tidur menghadap ke samping sebelah jendela di seberang.

Sepertinya ibu masih tertidur nyenyak...

Lusi pun memutuskan untuk menutup pintunya kembali dan perlahan menaiki tangga, matanya sempat mengerling sebentar bayangan yang bergerak dari arah dapur. Namun tak ada apa-apa karena mungkin hanya pantulan cahaya lampu yang temaram.

Dengan bunyi derit yang tertahan, ia melangkahkan kaki menaiki tangga satu persatu, kembali ke kamar tidurnya. Pintu kamarnya masih terbuka, tak ada bekas-bekas jejak tikus maupun kucing yang kemungkinan masuk atau keluar. 

 Baru saja Lusi hendak masuk ke dalam kamarnya, suara-suara itu muncul kembali.

'Nak, nak, kemarilah'

Lusi menajamkan telinganya kembali.

Mungkinkah itu Ibu?

Ia kembali berlari menuruni tangga dan segera menuju kamar ibunya, ada seberkas bayangan kembali dari arah dapur tapi ia seperti halnya tadi, mengabaikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun