Mohon tunggu...
Rendra Trisyanto Surya
Rendra Trisyanto Surya Mohon Tunggu... Dosen - I am a Lecturer, IT Auditor and Trainer

(I am a Lecturer of IT Governance and IT Management. And IT AUDITOR and Trainer in CISA, CISM, CGEIT, CRISC, COBIT, ITIL-F, PMP, IT Help Desk, Project Management, Digital Forensic, E-commerce, Digita Marketing, CBAP, and also Applied Researcher) My other activity is a "Citizen Journalist" who likes to write any interest in my around with DIARY approached style. Several items that I was writing in here using different methods for my experimental, such as "freestyle", "feeling on my certain expression," "poetry," "short stories," "prose," "travel writing," and also some about popular science related to my field. I use this weblog (Kompasiana) as my experiment laboratory in writing exercise, Personal Branding and my Personal Diary... So, hopefully..these articles will give you beneficial or inspiration and motivation for other people like my readers...! ... Rendratris2013@Gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pasien Jantung Mengunjungi Pasien Kanker ("Selamat Jalan, Aswin....!")

1 Maret 2017   12:23 Diperbarui: 2 Maret 2017   22:00 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Walaupun baru 2 minggu pasca operasi Jantung dan Katup, dok pri

(Keceriaan Aswin dan istrinya bermain-main Salju ketika traveling ke luar negeri / Photo by: dok pribadi)
(Keceriaan Aswin dan istrinya bermain-main Salju ketika traveling ke luar negeri / Photo by: dok pribadi)
Saya melihat ada kedewasaan dan keikhlasan yang kuat dalam dirinya. Dia terlihat romantis, tapi juga tidak suka mengikat pasangannya dengan komitmen yang rumit-rumit. . Cintanya yang sangat besar dan tulus terhadap istri dan anak-anaknya tersebut, justru membuat dia tampak  berjiwa besar.  Sikap yang terlihat “out of the box”  jika dilihat dari kaca mata  umumnya masyarakat kita. Mungkin, karena  dia juga “merasa” bahwa hidupnya tidak akan lama lagi, sehingga dia ingin membahagiakan, dan tidak mau justru menyusahkan orang-orang yang disayanginya di saat-saat terakhirnya.  “Kartu Kredit yang dari Bank Mandiri itu, bisa Mama pakai kalau mau refreshing,” katanya kepada Aty, istrinya...

Tiba-tiba, saya seperti mendapat PELAJARAN baru darinya, yaitu tentang makna  KETULUSAN.  Dia melakukannya dengan tulus dan spontan. Mulai dengan meminta MAAF kepada semua orang yang menjenguknya  (bezuk). Kemudian membolehkan istri dan anak-anaknya (yang bergantian menjaga dia sakit),  untuk ber-istirahat ala masyarakat kelas menengah Indonesia masa kini: jalan-jalan ke mall !   “Your life must go on, my dear family...,” katanya berulangkali sambil menatap istrinya. Aty, istrinya kemudian tampak seperti mau menangis. Aty lalu memeluknya erat setiap kali terjadi dialog seperti itu.  Mungkin Aswin benar. Dalam keadaan seperti ini, maka HADIAH termanis yang bisa diberikan oleh sang Suami bukanlah hanya sekedar harta warisan. Namun  juga kebebasan dalam mengeskpresikan  KEBAHAGIAAN… Mungkin, ijin “jalan-jalan” dari Rumah Sakit itu semacam suatu pesan, bahwa jangan terlalu bersedih hati jika nantikalian ditinggal. Hidup kalian setelah ini, justru  harus berjalan lebih baik sebagaimana mestinya.

***

Akhirnya, program kegiatan Rehabilitasi Fisioterapi saya di RS “Harapan Kita” itu pun  usai setelah 3 minggu berlalu. Saya kemudian kembali ke rumah  kami yang sederhana di kota Cimahi. Setelah dua minggu di Cimahi,  saya mendengar kabar: Aswin telah berpulang...!  Saya lalu terdiam sesaat. Kemudian terbayang  dialog kami yang terakhir, juga wajahnya saat pertemuan di Rumah Sakit “Cipto” tersebut.... Dengan tatapan mata polosnya yang tampak begitu tulus...  dia seperti menjadi sosok manusia lain yang terlahir kembali dalam keadaan “Qusnul Khotimah” (menjadi orang yang lebih baik),  yang siap melanjutkan perjalanan....

Betapa kemudian saya semakin menyadari, bahwa antara kehidupan dan kematian itu sebenarnya tipis. Apalagi buat orang-orang yang sedang menderita penyakit berat yang kronis. . Dan, tidak ada yang tahu juga:  kapan hidup kita akan berakhir dan diakhiri oleh DIA yang Maha Kuasa. Ada orang yang lolos dari penyakit berat yang dideritanya, meskipun secara akal sehat sebenarnya hampir tidak mungkin.  Namun,  ada juga yang kemudian benar-benar diambil olehl-NYA, karena memang  sudah tiba waktunya.

Yang jelas, semakin jauh perjalanan yang telah kita tempuh (di antaranya disebabkan umur kita yang terus bertambah itu), maka akan semakin dekat pula giliran dari jadwal itu TIBA…  Hari ini  Aswin telah dihampiri...dan kemudian  menuntaskan tugas-tugasnya di dunia yang fana ini...... 

Selamat Jalan, Aswin Wairawan....! Sampai ketemu di alam di sana...      

===============================================================================================================================

(Artikel di atas ditulis oleh Rendra Tris Surya, ketika  pulang ke kota Cimahi dua minggu kemudian, sebagai respek saya mengenang seorang sahabat: Aswin Wairawan....)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun