Mohon tunggu...
Rendra Trisyanto Surya
Rendra Trisyanto Surya Mohon Tunggu... Dosen - I am a Lecturer, IT Auditor and Trainer

(I am a Lecturer of IT Governance and IT Management. And IT AUDITOR and Trainer in CISA, CISM, CGEIT, CRISC, COBIT, ITIL-F, PMP, IT Help Desk, Project Management, Digital Forensic, E-commerce, Digita Marketing, CBAP, and also Applied Researcher) My other activity is a "Citizen Journalist" who likes to write any interest in my around with DIARY approached style. Several items that I was writing in here using different methods for my experimental, such as "freestyle", "feeling on my certain expression," "poetry," "short stories," "prose," "travel writing," and also some about popular science related to my field. I use this weblog (Kompasiana) as my experiment laboratory in writing exercise, Personal Branding and my Personal Diary... So, hopefully..these articles will give you beneficial or inspiration and motivation for other people like my readers...! ... Rendratris2013@Gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Wajah 'Masem' Dokter Muda di Kosan Kota Bambu Selatan

21 Februari 2017   13:06 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:24 2761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Penulis, ketika sedang didorong di kursi roda oleh Bobbie TA / my son, di hari pertama keluar dari Rumah Sakit. Dan pagi-pagi bersiap-siap mengikuti Rehabilitasi Fisioterapi, menyusuri jalan Kota Bambu Selatan yang ramai dengan jualan aneka masakan khas tersebut. / Photo by: Dhinda AA Rendra)

Semakin terlihat “unik” ketika ada tulisan tertempel di dispenser air minumi di depan kamar mereka: Hanya untuk kamar 22 dan 23! Wow, begitu invidualistisnya-kah orang-orang kota besar seperti Jakarta ini, sampai air minum saja tidak mau berbagi? Padahal, berapa sih harga air minum aqua dispenser tersebut? Apalagi mereka adalah dokter, pastilah secara ekonomi tidak miskin-miskin amat.

Bapak merasakan tidak, kalau penghuni di lantai-2 itu ‘agak aneh’? ” tanya Rendy pada suatu hari. Kalimat ini yang membuat saya penasaran dan mengamati perilaku mereka, yang akhirnya menulis catatan artikel ini. Belum pernah selama hidup saya, bertemu dengan orang yang satu kost (satu tempat yang berdekatan) yang berkarakter begitu “cuek". Bahkan, biasanya dokter-dokter yang saya temui dan kenal, begitu ramah serta enak diajak berkomunikasi. Apa lagi sekarang sedang populer semboyan di kalangan para dokter, yaitu “Mengobati dan Melayani Pasien dengan HATI..”.

Lalu, fenomena para dokter muda berwajah masem itu fenomena apa, ya? Mereka terlihat menjadi paradoks dengan para penghuni di  lantai-1 dan lantai-3. Untunglah, ada beberapa penghuni di lantai-3  yang lebih natural. Dokter-dokter yang tampak lebih berusia matang ini, lebih santun ketika berpapasan dengan banyak orang. Bahkan sering menyapa duluan dengan kalimat manis seperti ini “Permisi..selamat malam…!” tegur mereka. Setiap kali melewati pagar besi pintu masuk, melewati tempat kami biasanya kongko-kongko. Atau, ketika berpapasan dengan yang sedang makan di ruang tamu di lantai-2.

Melalui artikel sederhana ini, saya berharap fenomena beberapa dokter muda berwajah "masem" tersebut hanya terjadi di sini saja. Karena mungkin, para dokter muda tersebut dulunya bukan “anak gaul” hehe.... Atau, masih kurang memahami apa yang sekarang populer dengan istilah “Inter-Personal Communication buat Para Medis dan Pasien”. Bagaimana pun, pasien adalah partner dalam proses penyembuhan suatu penyakit... Bukankah, begitu..?

==========================================

(By Rendra Tris Surya, akhir Januari 2017 dari Kamar No 24 di Jalan Kota Bambu Selatan, Jakarta Barat)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun